Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Hokben Hadir di Salatiga, Menjawab Kerinduan Mama Muda

11 November 2022   23:04 Diperbarui: 11 November 2022   23:10 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mampir ke Hokben yang baru buka di Salatiga | dokumentasi pribadi

Kebanyakan Anda pasti pernah makan di Hokben (Hoka Hoka Bento). Rasanya? Enak. Bagi masyarakat di daerah (kota kecil), menu ini masih menjadi primadona, selain KFC dan makanan cepat saji lainnya.

Pertama kali aku makan Hokben adalah sekitar tahun 2017, awal merantau ke Surabaya. Itu pun karena ditraktir teman. Rasanya memang enak. Nasinya pulen dan wangi. Bumbunya lezat. Ayamnya empuk. Salad sayurnya nikmat. Bagi lidah rakyat jelata sepertiku, ini adalah salah satu makanan terenak.

Waktu pacaran (LDR), aku dan pacar pernah sekali makan di Hokben di Jakarta, sekitar tahun 2019. Itu pun membeli menu hemat, sambil membawa bekal tambahan secara tersembunyi. Pacaran pelit modal, jangan ditiru ya. Sejak saat itu, tidak pernah lagi ke Hokben.

Saat istriku hamil, dia mengaku tidak ngidam makanan yang aneh-aneh seperti wanita kebanyakan. Jangankan ngidam makanan, mengatasi mual dan muntah saja sudah kesulitan minta ampun. Namun di usia kehamilan tujuh bulan, istriku sebenarnya ingin makan Hokben.

Waktu itu Covid sedang ganas-ganasnya. Gerai Hokben hanya ada di Solo atau Semarang. Aku tidak berani keluar rumah apalagi ke luar kota. Istriku juga tidak berani memintaku membelikan. (Istri yang pengertian) Padahal kalau doi ngidam, aku akan mengusahakan untuk beli juga.

Minggu lalu, aku mengantar istri hadir dalam pemberkatan pernikahan adik rohaninya di Semarang. Dalam perjalanan itu, doi melihat ada gerai Hokben di daerah Ungaran. Wah, sudah lebih dekat. Tapi tidak berencana mampir waktu itu.

Beberapa hari kemudian, beberapa temanku heboh mendapat voucher makan di Hokben, dan ada teman yang membuat story Hokben sudah buka di Salatiga. Mengetahui hal itu, aku merencanakan kejutan untuk mengajak istriku makan ke sana. Dia mengaku, sudah kangen pengen makan Hokben. (Dulu pertama makan juga ditraktir, haha)

Hari Minggu (6/11/2022), kami ibadah onsite di gereja. Anak bayi kami sudah ditemani Sekolah Minggu jam 07.00, lalu dititipkan ke tempat Mbah saat kami ibadah. Biasanya, pulang ibadah kami membeli makanan kalau tidak sempat memasak. Waktu itulah aku mengajak istriku pulang lewat jalan yang tidak biasa. Dia pun sempat curiga, namun aku masih bisa berkilah.

Di perempatan lampu lalu lintas pas sedang merah. Motor berhenti, dan doi melihat pas di perempatan itu sesuatu yang mengagetkan. "Papah, itu ada Hokben di Salatiga!" Kagetnya seperti anak bayi melihat balon Helium. "Oh iya," jawabku santai.

Lampu berganti hijau, aku menarik gas kalem. Lalu belok kiri ke gerai Hokben yang baru buka, heyah.... Istriku tidak menyangka bahwa aku akan mengajaknya makan di sini. Yes, kali ini aku berhasil membuat kejutan.

Gerai Hokben di Salatiga terletak di Jl. Diponegoro No. 41, baru dibuka akhir Oktober. Sebagai restoran cepat saji ala Jepang yang baru buka, diminati banyak pengunjung. Dan benar saja, begitu kami masuk antriannya sudah di depan pintu masuk. Pas jam makan siang pula. Resto ini berada di perempatan, tidak cukup luas. Awal buka begini, biasanya pengunjung membludak.

Antrian panjang di Hokben | dokumentasi pribadi
Antrian panjang di Hokben | dokumentasi pribadi

Saat mengantri itu kami bertemu teman pasutri (mereka temanku SMA, si perempuan teman kuliah istriku). Kata mereka, antrian sudah terjadi sejak pagi, banyak yang komplain. Setelah mengantri sekitar tiga puluh menit, pesanan kami tiba juga. Tak lupa membungkus untuk si kecil.

Meski rasa masakannya enak, aku tidak ngebet untuk makan di Hokben. Sekedar untuk membahagiakan istri yang sudah lama ingin makan Hokben. Sudah ada di Salatiga, tidak perlu jauh-jauh ke Semarang/ Solo. Bagi kami, bisa menikmati waktu dan momen bersama pasangan adalah suatu kebahagiaan. Restoran/makanan bukan yang utama.

Apakah kami akan rutin makan di Hokben? Belum tentu. Harganya tidak ramah di dompet. Ini pun juga pas aku dapat BSU BPJS Ketenagakerjaan yang sempat pending, hehe.

Menu hemat makan di Hokben | dokumentasi pribadi
Menu hemat makan di Hokben | dokumentasi pribadi

Omong-omong, meski harga menu di Hokben mahal, masyarakat dari berbagai kalangan rela mengantri. Ada yang berdua dengan teman, pasangan, hingga sekeluarga. Mereka tentunya kaum berada. Atau penerima BSU yang pending juga ya? Entahlah.

Strategi Hokben cukup pintar. Saat di kota besar seperti Jakarta Hokben sudah bukan lagi makanan mewah karena banyak restoran lain yang tak kalah menarik, mereka melebarkan sayap ke kota-kota kecil. Di Jawa Tengah ini, awalnya di Ungaran, lalu ke kota mungil Salatiga. Di sini tentu masih banyak peminatnya. --KRAISWAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun