Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Sarjana Pendidikan Fisika VS Sarjana Kesehatan Masyarakat "Berebut" Sakelar

26 Oktober 2022   12:13 Diperbarui: 26 Oktober 2022   12:23 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakelar ruang tamu yang sudah diganti dengan yang baru | dokumentasi pribadi

Ini adalah tulisan curhat mahareceh. Cocok bagi anda penggemar curhat. Jika tidak suka, boleh skip, baca artikel lainnya.

Sudah hampir seminggu, lampu di ruang tamu kami tidak menyala. Bukan karena lampunya rusak, sakelarnya jebol. Alhasil, kami gelap-gelapan di ruang tamu. Untungnya masih ada sinar lampu dari lorong kecil di depan kamar.

Cerita bermula ketika suatu petang istriku hendak menyalakan lampu. "Papah, sakelarnya... dolll... (rusak)" (Sakelar lampu ruang tamu dan teras digabung, yang teras masih berfungsi) Entah dengan kekuatan apa, istriku menyentuh sakelar sampai soak begitu. Wanita memang kaum yang kuat.

Padahal, kemarin-kemarin sakelarnya disentuh berkali-kali juga tidak apa-apa. Seolah-olah aku ingin menyalahkan istriku. Gegara dia, sakelarnya rusak dan ruang tamu menjadi gelap. Seandainya aku yang menyalakan lampu saat itu, berarti aku juga yang bersalah (?)

Kenapa sampai dibiarkan gelap hingga berhari-hari? Kejadiannya sekitar hari Kamis. Hari Sabtu aku libur, tapi pas waktu itu banyak agenda, Minggunya hujan, enggan keluar membeli sakelar. Senin-Jumat aku pulang sore, masih ada jadwal les hampir setiap hari. Lengkap sudah. Bukan berarti aku enggan membereskan masalah ini.

Hari Senin (24/10/2022), sepulang memberi les aku mencicil membeli sakelar baru. Sampai di rumah sudah gelap, badan pun lelah. Tidak mungkin membetulkan sakelar saat itu.

Selasa sore, sepulang memberi les aku bergegas pulang. Langit telah tuntas menumpahkan hujan. Tiba di rumah jam 5, inginnya segera mengganti sakelar. Namun anak kami harus segera mandi. Bayi berusia setahun ini sudah banyak gerakannya, kalau mandi pun kadang harus ditangani berdua. Kali itu aku tidak membantu demi menjaga tangan tetap kering.

Selesai si bayi mandi, adzan maghrib berkumandang. Hari telah gelap. Atas nasihat ibuku, kalau sudah gelap jangan melakukan pekerjaan, apalagi yang berhubungan dengan listrik, berbahaya. Namun, ada bahasa lisan dari istri (sembari doi menyiapkan makan malam) bahwa sakelar harus segera diganti supaya ruang tamu kembali terang.

Setelah memutus aliran listrik PLN, aku membuka sekrup pada sakelar dan membongkarnya. Dan gawat... kabelnya terlalu pendek, sehingga aku kesulitan melepas sekrup pengikat kabelnya. Ini tukangnya dulu memasangnya bagaimana, kok pendek banget kabelnya. "Udah nggak usah protes, kalau bisa ya cari solusi", istri bak memercikkan minyak pada bara menyala.

Di sinilah terjadi ketegangan dengan banyak faktor. Pertama, perbedaan karakter yang dilatarbelakangi perbedaan etnis, Jawa dan Batak. Istriku inginnya tegas, kalau ada masalah segera cari solusi, bereskan. Kalau aku, ada masalah, mentok, berhenti sejenak untuk berpikir. (Kadang kelamaan mikir, sih)

Kedua, aku sebagai sarjana pendidikan fisika tidak tahu teknik kelistrikan. Hanya tahu dasarnya namun minim praktik. Maka jika ada kendala jadi stag. Istriku sarjana kesehatan masyarakat, makin awam kelistrikan. Aku tahu listrik itu berbahaya, tidak bisa sembarangan. Apalagi kalau kabelnya kependekan pula, nanti susah untuk dipasang. Sudah malam lagi. Sarjana Pendidikan Fisika VS Sarjana Kesehatan Masyarakat "berebut" sakelar.

"Kenapa tidak panggil ahlinya kalau begitu?", ujar istriku, jadi makin panas. Bagiku, kalau masih bisa dikerjakan sendiri kenapa panggil tukang. Selain sayang ongkosnya. Istriku nekat memegang-megang sakelarnya. Kan bahaya. Maka aku pun nekat mengutak-atik sakelarnya sedemikian hingga, dengan tetap dibantu istri, memegangi senter. (Si bayi tenang menonton hewan-hewan di Youtube)

Omong-omong, di era medsos sekarang ini, banyak sumber ilmu bisa didapat di luar sekolah formal, salah satunya Youtube. Aku terinspirasi dari istriku yang tetiba jadi chef berkat menonton Youtube. Terima kasih untuk Youtuber "JP TARIGAN CHANNEL" dan "TEKNIK LISTRIK" yang sudah membagikan ilmunya. Berkat mereka, bapak rumah tangga yang tidak tahu kelistrikan ini bisa tertolong.

Saat membeli sakelar, aku kaget karena bentuknya beda dengan yang ada di tutorial Youtube. Maka, aku berguru lagi pada Youtube dengan menambah kata kunci "terbaru", dan ada! Ternyata model sakelar yang aku beli lebih canggih, praktis, dan mudah dipasang. (Pesan moral: sakelar saja di-upgrade, masa diri kita tidak?)

Perbedaan jumper sakelar. Ki: membuat jumper sendiri, ka: sudah bawaan pabrik | sumber: screenshot Youtube/TEKNIK LISTRIK, listrikdirumah.com
Perbedaan jumper sakelar. Ki: membuat jumper sendiri, ka: sudah bawaan pabrik | sumber: screenshot Youtube/TEKNIK LISTRIK, listrikdirumah.com

Dengan sakelar model baru ini aku tidak harus memasang jumper maupun menjepit kabel dengan sekrup. Cukup mencolokkan pada lubang yang tersedia, langsung sat-set, jadi.

Sebelum menutup sekrup sakelar, aku menyalakan meteran PLN untuk mengecek apakah sakelarnya sudah berfungsi. Dan tadaa... sudah menyala. Sesimpel itu ternyata. Ruang tamu kami kembali terang, hati pun senang.

Istriku terbahak melihat tingkahku yang kaku. Kalau diotak-atik kadang bisa juga menyelesaikan masalah. Tapi harus tetap waspada ya gaes kalau berhubungan dengan listrik. Omong-omong, kesarjanaan ini tidak relevan sebenarnya, karena keterampilannya bisa dipelajari dari Youtube. Hanya mau belajar atau tidak. --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun