Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Harga BBM Naik Lagi, Ini 3 Tips agar Darah Tak Ikut Naik

6 September 2022   23:55 Diperbarui: 7 September 2022   11:58 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga BBM naik lagi | dokumentasi pribadi

"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," ujar Jokowi, diberitakan Kompas.com, Sabtu 3/9/2022.

Sejak konferensi pers yang disampaikan Jokowi, per Sabtu 3/9/2022 pukul 14.30 WIB harga BBM resmi naik. Wacana kenaikan harga ini muncul beberapa waktu usai membengkaknya nilai subsidi energi hingga Rp 502 triliun. Anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak lagi Rp 198 triliun jika tidak dilakukan kenaikan harga BBM.

Pembengkakan anggaran ini diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir tahun dipicu kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan kurs rupiah. Diperjelas oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengutip ucapan Presiden Jokowi, pemerintah memprioritaskan uang negara untuk melindungi masyarakat kurang mampu.

Anggaran subsidi dan kompensasi pada Perpres 98 tahun 2022 sebesar Rp 502,4 triliun. Jumlah ini dihitung dari harga rata-rata ICP (Indonesian Crude Oil Price) yang mencapai US$100/barrel. Apabila harga rata-rata ICP setahun masih di atas US$100/barrel, total subsidi BBM masih akan mencapai Rp 649 triliun. Lebih dari 70% subsidi justru dinikmati masyarakat yang mampu.

Mengikuti kenaikan harga ini, pemerintah akan memberikan BLT sebesar Rp 12,4 triliun kepada 26,5 juta keluarga kurang mampu, sebesar 150 ribu/bulan. Pemberian dilakukan sejak September selama 4 bulan. Lalu Rp 6 triliun bagi 16 juta pekerja dengan gaji maksimum 3 juta/bulan, akan mendapat Rp 600 ribu/bulan.

Pemberian subsidi energi ini memang menjadi tanggung jawab pemerintah. Secara Indonesia menjadi pasar empuk teknologi dan alat transportasi. Makin banyak warga punya kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum. Makin banyak tangki, makin banyak bahan bakar diperlukan.

Sayangnya usaha pemerintah memberikan subsidi untuk rakyat miskin belum tepat sasaran. Penerapan aplikasi My Pertamina misalnya, baru sekitar satu setengah bulan sudah mengalami banyak kendala dan sekarang menjadi tidak jelas. Bisa dibilang gagal, karena akhirnya pemerintah menaikkan harga BBM juga.

Lalu BLT seperti yang disampaikan Presiden Jokowi. Dari dulu, penyaluran BLT ini masalahnya ajeg, yakni data yang tida sinkron, data ganda, dan orang yang sudah meninggal masih menerima BLT. Mensos dan pihak terkait belum becus mengurus data yang akurat, padahal sudah era digital. KTP elektronik tidak berguna. Pemerintah harus lebih cerdas mengelola BLT agar tepat sasaran.

Adapun rincian kenaikan harga BBM adalah sebagai berikut:

Sumber: detikcom/Ahmad Fauzan Kamil
Sumber: detikcom/Ahmad Fauzan Kamil

Melihat data di atas, kenaikan BBM untuk Pertalite yakni Rp2.350, Pertamax Rp2.000, dan Solar bersubsidi Rp1.650. Kenaikan ini cukup besar, apalagi untuk rakyat menengah ke bawah yang gajinya di bawah UMR bahkan harian. Bisa-bisa, kenaikan harga BBM ini membuat masyarakat juga naik darah.

Sungguh tidak tahu diri para pemilik mobil mewah yang membeli BBM subsidi. Mereka merampas apa yang menjadi hak orang lain. Tidak punya malu.

Bagaimana harga BBM di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain? Hingga Agustus 2022 harga BBM di Indonesia masih tergolong murah di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia harga BBM Rp17.320/liter. Pemerintah menjual Pertamax menjadi Rp14.500/liter, jadi rakyat sudah mendapat subsidi Rp2.820/liter.

Harga BBM di Indonesia ini jauh lebih murah dari Singapura yakni Rp29.015/liter. Bahkan tidak lebih tinggi dari Kamboja yakni Rp 19.045/liter. Memang jumlah penduduk, kekuatan ekonomi dan banyak faktor lain yang dimiliki setiap negara berbeda-beda. Tapi, ini berarti harga BBM di Indonesia bukanlah yang termahal.

Kenaikan harga BBM tidak boleh menghentikan kita. Sebab, krisis ekonomi global pernah dialami Indonesia dan kita berhasil melaluinya. Gempuran ekonomi akibat pandemi Covid-19 juga sudah dilalui, dan kita dalam perjalanan untuk pulih bersama.

Ambil pengalaman saat diserang Covid-19. Saat terjadi kelangkaan masker, dan hand sanitizer masyarakat justru bisa berinovasi dengan membuat produk baru. Atau saat terjadi kelangkaan minyak goreng misalnya, kita tetap bertahan hingga pemerintah meluncurkan MinyaKita dengan HET Rp14.000 (meski cuma minyak curah yang dikemas).

Yang terjadi saat ini masih lebih baik. Bukan kelangkaan BBM, melainkan kenaikan harga. Harga naik tidak apa-apa, masih bisa dibeli. Daripada BBM langka, punya uang tapi tidak bisa dibeli kan repot!

Kenaikan sembako sudah mengawali dinamika perekonomian kita. Jangan sampai kenaikan harga BBM membuat kita ikut naik darah. Berikut ini 3 tips untuk mengatasi kenaikan harga BBM.

1) Pilih kendaraan hemat energi

Makin besar kapasitas silinder mesin kendaraan, makin besar energi yang dibutuhkan. Sudah begitu, ada pula kelompok manusia yang tetap gemar kendaraan yang boros energi. Demi hobi katanya. Apalagi kalau ada pemilik kendaraan cc besar, ditumpangi sendirian, boros energi.

Kendaraan cc besar cocok jika sering bepergian lintas provinsi, jangan hanya buat gaya-gayaan. Kalau mobilitas cuma antarkota, mobil cc kecil masih OK kan, lebih hemat energi. Aku memilih motor cc kecil, karena tidak sanggup membeli yang cc besar, apalagi mobil, hihi.

2) Pakai kendaraan sesuai kapasitas 

Pak TM adalah seorang dosen menjelang pensiun tinggal di Salatiga. Dia punya beberapa mobil angkot dan mobil pribadi. Meski begitu tiap mengunjungi anaknya di Solo dia naik bus, tidak memakai mobil. "Lebih mahal besinnya, kan yang pergi cuma satu orang." Cerdas.

Mobilnya malah dipercayakan pada rental, dia dapat pemasukan tetap. Ini juga salah satu kiat menghemat energi. Pakai kendaraan sesuai kapasitas penumpang.

3) Bekerja lebih keras, belanja lebih hemat

Kebanyakan kita, masyarakat menengah ke bawah sudah biasa berhadapan dengan kenaikan barang kebutuhan. Minyak goreng kapan lalu misalnya. Meski mahal, tetap harus dibeli karena perlu. Belinya tidak sering, sesuai kebutuhan. Kurangi makanan jenis gorengan. Tidak akan mati jika tidak makan gorengan tiap hari, khan?

Beda lagi dengan BBM. Jika tidak mengisi BBM, mobilitasnya bagaimana? Jadi, mau tidak mau ya harus dibeli. Strateginya yakni bekerja lebih keras, belanja lebih hemat.

Anda bisa mengambil pekerjaan sampingan jika memungkinkan, atau berjualan barang tertentu. Lumayan untuk "menambal" belanga. Aku misalnya, perlu memberi les tambahan pada beberapa murid. Risikonya fisik lebih capek.

Anda masih bisa jajan es kopi, rajin survei promo di Gofood dan belanja pakaian baru tapi mengeluh BBM naik? Bertobatlah, kurangi jajan! Mulai prioritaskan dana untuk kebutuhan primer-sekunder, salah satunya mengisi BBM. Syukur bisa menabung. Aku membawa bekal dari rumah setiap hari agar tidak jajan. Lebih hemat.

Selamat mencoba tips di atas. Jika sudah praktik dan hidup anda masih susah juga, artinya gaji anda kecil---seperti saya, hihi. Eits, jangan naik darah ya!--KRAISWAN 

Referensi: 1, 2, 3, 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun