Semenjak bisikan lembut itu, aku menggumulkannya lebih sungguh-sungguh dalam doa. Benarkah doi sosok calon PH-ku? Haruskah aku bertemu dengannya untuk mengutarakan isi hati?
Menjelang libur semester, Mei 2017. Pikirku, jika memang harus pergi, inilah waktu yang tepat. Aku libur beberapa hari, jadi waktunya longgar. Seandainya mendapat jawaban "Tidak", ada cukup waktu untuk menenangkan hati.
Bisikan yang datang padaku terlalu lembut. Tidak memberi jaminan apa pun. Aku masih dibayangi ketakutan dan trauma kalau ditolak lagi.
***
Suatu siang, doi sedang bekerja di kolam lele, waktu musim penghujan. Banyak lele yang mati karena siklus hidup anakan lele dipengaruhi tingkat keasaman air di kolam. Doi merasa lapar, sendirian pula. Dalam kondisi itu, doi mengakui di hadapan Tuhan bahwa dia tidak bisa mengerjakan semua sendiri.
Aku butuh pasangan hidup yang akan menjadi rekan sekerja
Dalam doa sekaligus "jeritan" itu, ada momen yang tidak akan terlupakan olehnya. Tuhan bakal mengirimkan sesosok manusia aneh lain dari sudut timur Pulau Jawa. Inikah orang yang menjadi jawaban doanya?
Seorang pemuda lajang, baru setahun bekerja di Surabaya, mau datang ke Bogor minta diantarkan jalan-jalan. Ada apa gerangan dengan kawan ini. Apakah di Surabaya tidak ada tempat jalan-jalan?
Doi baru setahun di Bogor, tidak banyak tahu tempat wisata di Bogor. Doi tetap terbuka pada si pemuda. Kalau memang benar datang, doi akan mengantarkan jalan-jalan. Kalau tidak jadi juga tidak masalah.
Doi merasa biasa saja, karena banyak teman-temannya yang datang berkunjung dan minta diantarkan jalan-jalan. Namun insting doi mengatakan, bakal ada sesuatu nih...
***