Setelah ketiga games dilakukan, kami diberi waktu bebas untuk bermain. Bermain apa nih, secara aku jarang ke pantai. Lagipula malas jika basah kena air laut, lengket dan penuh pasir. Atas tingkah dua rekanku aku jadi ingin ikutan. Mereka berbaring menjorok ke arah laut, menunggu disapu ombak.
Sudah tua kok mainan begitu? Ya kan orang dewasa juga perlu bermain air. Akhirnya beberapa guru juga ikutan, berbaring di permukaan pasir, menunggu diselimuti ombak. Byuuuurrr!!! Segar. Menyenangkan. Untuk sesaat, beban hidup serasa lepas dihempas gelombang, hoho...
Menjelang jam 1 siang, kami segera mandi dan beberes. Pengelola pantai menyediakan kamar mandi dan toilet. Untuk layanan mandi hanya dipatok harga Rp4.000,00. Tidak banyak peserta yang bermain air laut, jadi tidak antri kamar mandi. Lagi pula jumlah kamar mandinya banyak.
Cacing-cacing perut kami sudah berteriak minta diberi makan. Berjarak sekitar 10 menit dari pantai, kami menyantap ikan bakar dan es teh. Siang-siang begini, habis mandi di pantai, syegerrr!
Destinasi berikutnya adalah Obelix Hills, berjarak satu jam dari rumah makan. Area wisata ini merupakan kawasan perbukitan yang menyajikan beberapa spot foto dengan kenampakan sawah dan perbukitan di bawah sana. Bagi orang perkotaan, wisata ini dibilang menarik. Bagiku, biasa saja karena di dekat rumahku juga ada. Bedanya, di sini ada live acoustic music.
Aku hanya mengambil beberapa spot foto, menikmati pemandangan senja dan menyantap ayam bakar sebagai menu makan malam. Asik memang, bisa makan sambil nongkrong menikmati senja serta iringan musik. Namun, akses untuk menjangkau tempat ini agak repot, khususnya yang rombongan dengan bus.
Dari tempat parkir bus, peserta harus oper mobil berkapasitas tujuh orang untuk pergi dan pulang. Satu sisi agak ribet, apalagi jika bareng dengan rombongan lain. Di sisi lain, sistem ini menggerakkan perekonomian sekitar. Yakni memberdayakan warga yang punya mobil untuk menjadi pengantar.
Setelah makan kenyang dan puas berfoto-foto, kami segera pulang. Pintu keluar dikondisikan melewati toko oleh-oleh makanan ringan, utamanya bakpia. "Rombongan Salatiga, sebelah sini ya!", suara para driver siap mengantar kami kembali ke parkiran bus. Kami siap untuk tidur, hahaha...
Kalau kamu, sudah piknik ke mana? --KRAISWANÂ