Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ratusan CPNS Mundur, Pegawai Startup di-PHK; Syukuri Pekerjaanmu

8 Juni 2022   12:40 Diperbarui: 9 Juni 2022   09:25 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja di startup dan CPNS mengundurkan diri | sumber: trentech.id, istimewa via tempo.co; olah: KRAISWAN

Ratusan Calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dinyatakan lolos seleksi pada 2021 mengundurkan diri. Alasannya gajinya kecil, di bawah ekspektasi. Mereka mengaku jadi kehilangan motivasi.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Badan Kepegawaian Negara Satya Pertama menyayangkan tindakan para CPNS ini. Harusnya mereka mencari informasi lebih dulu, berapa gaji dan tunjangan sebelum mendaftar. Akibat tindakannya, para CPNS terancam sanksi blacklist dan denda puluhan juta rupiah.

Berapa gaji CPNS?

Penghasilan PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) 15/2019, bergantung golongan dan masa kerjanya. Gaji terendah, golongan IA (lulusan SD-SMP) misalnya berkisar Rp 1,56 juta - Rp 2,33 juta. Golongan II (lulusan SMA dan D-III), kisaran Rp 2,02 juta - Rp 3,37 juta.

Sedangkan golongan III (lulusan S1 hingga S3) berada di rentang Rp 2,57 juta - Rp 4,2 juta. Besaran gaji ini dipertimbangkan masa kerja CPNS sebelum diangkat sebagai pegawai. Masa percobaan dilakukan selama 1-2 tahun sebelum menjadi pegawai.

Wahai para CPNS, baru lolos seleksi saja sudah sombong, nanti kalau sudah jadi PNS emang bisa bener kerjanya? PNS atau ASN sering menyebut diri abdi negara (abdi kok minta gaji tinggi), artinya harus memberi layanan yang optimal pada masyarakat.

Sejatinya para CPNS ini ingin menjadi tuan yang kalau bisa tidak kerja tapi digaji. Atau kerja sekenanya, gajian secepatnya. (Dalam banyak pengalaman pribadi dan pemberitaan, ini benar terjadi)

Mindset lawas tentang PNS dan "virus" crazy rich

Dulu, aku pun termakan omongan orang tua tentang profesi PNS. Pemasukan tetap, gajinya besar, tampilannya modis (tidak seperti buruh), hari tua terjamin. Bagi generasi orang tua kita (70-80an), PNS disebut profesi idaman mertua.

Masalahnya, zaman terus berkembang. Teknologi komputer dan internet menyebabkan disrupsi di banyak bidang. Pekerjaan yang dulu tak pernah ada, sekarang bisa menghasilkan uang lebih banyak daripada menjadi PNS. Sebutlah Youtuber, selebgram, perusahaan startup dan banyak lagi.

Instansi layanan publik tak ketinggalan. Birokrasi mulai dilakukan digitalisasi dengan komputer, yang artinya tidak membutuhkan banyak tenaga manusia, apalagi motivasinya gaji tinggi. Ratusan CPNS ini bisa dibilang tidak tahu diri.

Bisa jadi ratusan CPNS ini terpapar "virus" crazy rich. Cuma modal ngomong dan narsis di media sosial bisa jalan-jalan ke luar negeri, memakai outfit yang "wah, murah banget!" dan memiliki benda-benda mewah. Mata mana yang tidak silau?

Mungkin mereka berpikir dengan menjadi PNS bisa sukses seperti crazy rich itu. Begitu tahu besaran gaji yang akan diterima, mereka kecewa "batal jadi crazy rich!", lalu mengundurkan diri.

Ramai PHK pegawai startup

Belakangan ramai perusahaan rintisan (startup) melakukan PHK pada banyak karyawannya. Alasan utamanya untuk penyesuaian bisnis akibat mengalami kondisi ekonomi yang terburuk. Penyesuaian yang dimaksud adalah reorganisasi karyawan. Fenomena ini populer disebut sebagai bubble burst.

Perusahaan startup adalah sebuah fenomena disrupsi di abad 21, kini juga mengalami disrupsi. Disrupsi dalam disrupsi. Para investor yang sudah menanamkan modal bertahun-tahun tidak mendapat keuntungan. Uangnya habis "dibakar" tanpa hasil.

Sedangkan dari sisi pegawai banyak generasi milenial yang mendambakan pola kerja di perusahaan startup. Suasana kerjanya santai (bisa kerja sambil nongkrong), jam kerja dinamis, hierarki perusahaan tidak terasa, serta mengutamakan imajinasi dan kreativitas. Lebih enak daripada kerja kantoran, apalagi kalau gajinya tinggi.

Tapi apa daya, tidak ada yang abadi di dunia ini. Pekerjaan impian di perusahaan startup bak seumur embun. Indahnya sesaat. Perusahaan startup tak kebal dari dinamika global pascapandemi dan geopolitik. Para investor undur diri.

Harus lebih mensyukuri pekerjaan

Pada dasarnya, yang menentukan gaji kita cukup atau tidak adalah gaya hidup. Tak perlu membandingkan dengan anak sultan atau crazy rich. Sebanyak apa pun gaji, jika gaya hidupnya hedon, bakal terus kurang. Sebaliknya, meski gaji kecil jika dikelola dengan baik bakal memelihara rasa syukur.

Kembali pada ratusan CPNS. Banyak orang yang memburu posisi CPNS, sedang tersedia hanya ratusan, pun tidak tiap tahun dibuka. Lha ini sudah diterima, malah mundur karena gajinya kecil. Itu namanya tidak bersyukur. Tidak tahu diri. Sedangkan pegawai startup yang di-PHK belum tentu nasibnya akan bekerja apa.

Aku lebih mensyukuri pekerjaanku saat ini. Aku manusia biasa yang juga ingin beli ini itu. Namun, daripada mengejar pekerjaan yang gajinya tinggi tapi jangka pendek atau tidak tersedia pekerjaan itu, aku memilih menekuni pekerjaanku dengan penuh syukur.

Orang yang sudah punya tanggungan (anak-istri) bakal lebih realistis. Ada anggota keluarga yang harus diberi makan dan dipenuhi kebutuhan lainnya. Jika masih lajang, mungkin masih bisa meminta pada orang tua. Tapi, sampai kapan? Daripada mengejar gaji tinggi, tunjukkan dulu performa diri. Kalau bagus, pasti bakal level up. Otomatis, gaji pun akan mengikuti. Yuk, syukuri pekerjaan kita! --KRAISWAN 

Referensi: 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun