Bersyukur untuk kerabat yang tetap diberi kesehatan. Bahkan bertambah anggota, baik anak, ponakan atau cucu. Senang rasanya, ikatan keluarganya makin erat melalui silaturahmi.
Jalan-jalan di taman museum alutsista
Dibanding pantai (apalagi mal), lokasi piknik yang menarik bagiku dan istri adalah pegunungan dan air terjun. Namun, karena ada si kecil belum bisa mewujudkannya. Sebagai gantinya, kami mengunjungi taman museum di dekat rumah.
Berjarak 5 menit naik motor, di lahan terbuka sekitar ukuran lapangan bola dibangun pemda sebuah taman museum. Konsepnya seperti alun-alun, namun belum banyak pepohonan, dan bukan di pusat kota, melainkan dekat permukiman di lahan kosong tidak produktif.
Di taman ini dipasang beberapa bekas alutsista milik TNI. Ada tank, kapal, pesawat terbang dan meriam tembak. Sebab masih baru, belum terlalu ramai. Di hari biasa, ada petugas yang menarik tarif parkir. Saat kami datang, tidak ada petugas, jadi gratis parkir.
Fasilitas di sini cukup baik. Jalanan mengitari lapangan dari aspal, ada trotoarnya. Ada penyewa mobil mainan anak bertenaga aki, skuter, sepeda dan becak mini. Ada penjual jajanan juga. Agar hemat, aku membawa stroller buat si bayi. Di pagi hari itu kami sekalian mengajak anak sarapan dengan suasana berbeda.
Kami mengitari lapangan, menunjukkan beberapa alutsiswa pada si bayi. Kami ingin mengajaknya belajar apa pun dari lingkungan sekitar. Proses belajar juga perlu pembiasaan, tak harus menunggu besar. Si bayi cukup excited melihat bekas alutsista.
Berkunjung ke sumber mata air
Lokasi wisata alam yang cukup dekat dengan rumah kami adalah mata air Senjoyo. Lebih dari sekali kami datang ke tempat ini. Waktu pacaran, waktu istri hamil tujuh bulan, dan waktu si bayi sudah berusia tujuh bulan.