Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sudah Kelas 6 Tidak Punya Tanda Tangan? Repot!

6 April 2022   11:17 Diperbarui: 9 April 2022   10:45 2325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab, mereka perlu melakukan tanda tangan pada presensi saat tes tengah dan akhir semester. Menjelang lulus, mereka juga harus membubuhkan tanda tangan pada ijazah.

Yang tidak sekolah, tidak punya tanda tangan

Mendapati muridku yang tidak punya tanda tangan itu, aku jadi gemes. Memangnya sejak kelas 1 dia tidak pernah tanda tangan? Mungkin segala sesuatu dalam hidupnya selama ini diurus orang tua atau helper, mungkin (?), sampai tidak perlu tanda tangan.

Ibuku adalah perempuan yang unik. Meski sudah melintasi bermacam belantara kehidupan sejak muda, dia paling takut jika harus ke kantor kelurahan dan bank. Kenapa takut? Siapa yang ditakutkan? "Ibu takut kalau disuruh tanda tangan. Ibu tidak bisa tanda tangan."

Ibu bukannya tidak punya tanda tangan. Ia pernah diajari cara membuat tanda tangan, namun karena jarang dipakai, ia pun lupa. Ibu memakainya sekali dua pada akte pernikahan. Aku bantu mengingatkan ibu tentang tanda tangannya. Yakni terdiri dari huruf kapital pertama namanya, lalu digambar rumput (garis zig-zag) dan diberi "ekor".

Wajar saja ibuku tidak bisa tanda tangan, sebab sepanjang hidupnya ia tidak pernah menyentuh bangku sekolah. Lha muridku di atas, sekolah di sekolah swasta terkenal setingkat kota, sudah kelas 6, masa tidak punya tanda tangan...

Masih mending muridku itu tidak membuat tanda silang atau centang di samping kanan kolom namanya. Jika begitu, kan gampang ditiru sambil memejamkan mata. Lha kalau memang tanda tangannya seperti itu mau apa? Ya nasib...

Supaya tidak menimbulkan kericuhan dalam kelas, aku menawarkan solusi. "Tulis saja nama panggilanmu tegak bersambung," ujarku pada murid itu.

Omong-omong tentang tanda tangan, beri tahu anak kita agar tidak membuat tanda tangan yang aneh-aneh, apalagi sering diganti-ganti. Tidak konsisten itu namanya. 

Ada pengalaman unik yang aku alami dengan tanda tangan. Waktu SMA, awal membuat KTP, aku membubuhkan tanda tangan yang gaul, lebay dan berbelit.

Semenjak lulus kuliah dan bekerja, aku mengganti dengan yang lebih elegan. Tanda tangan di ijazah pun sudah memakai yang terbaru. Menjadi masalah saat aku memperbaharui data di KTP setelah menikah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun