Kini, dengan medsos sebagai 'senjata', jangan sampai memudarkan rangkulan itu. Sebagai ujung tombak bangsa bagaimana kita menjaga semangat itu tetap kokoh membara? Yuk, mulai dari yang paling sepele di sekitar kita.
Barisan penyingsing lengan kiri
Meski di beberapa daerah di Indonesia kasus Covid-19 sudah menurun, tak berarti 'peperangan' selesai. Kita membuat kemajuan, tapi 'perang' masih berlanjut.
Kita harus tetap waspada, karena virus Corona tetap mengintai. Biar sudah mendapat dua dosis suntikan vaksin, protokol kesehatan harus terus tegak. Jangan kasih kendor!
Sedangkan, masih ada kelompok masyarakat yang belum bisa divaksin. Entah terkendala kondisi kesehatan, atau antrian stok. Belum terhitung mereka yang sampai saat ini menolak vaksin karena berbagai alasan.
Di sinilah peran pemuda untuk bersatu melawan Covid-19 dan virus kebebalan kelompok. Kapan lalu temanku, barisan pemuda, sedang mengantri untuk vaksin. Mereka suka disebut barisan pemuda-pemudi penyingsing lengan kiri. Mantab!
Berkarya melalui barang bekas
Apa tindakan anda dengan barang bekas? Menjualnya atau justru membuangnya? Tidak begitu dengan kumpulan pemuda di Sanggar Lima Benua, bermarkas di Klaten, Jawa Tengah. Mereka mendaur ulang besi bekas berbobot 1,5 ton menjadi barang seni. (detikcom)
Mereka merancang program Art Klat Sumpah Pemuda. Dari program ini Liben (sapaan akrab Lima Benua) menghasilkan 93 item produk seni berbahan besi bekas untuk memperingati Sumpah Pemuda ke-93.