Banyak teman menyarankan, kalau bisa lahiran normal (gentle birth). Sebabnya, meski tersiksa selama proses persalinan, setelahnya plong. Sebaliknya, operasi caesar memang senang saat persalinan, tapi sakitnya kemudian.
Dan betul saja, setelah 15 jam proses persalinan sejak bukaan tiga, istriku dengan santai bisa berjalan dari ruang persalinan menuju kamar istirahat. Semua rasa sakit lenyap seketika begitu bayi keluar dari perut.
2) Lebih Ekslusif
Menurut pengalaman kami, layanan lembaga pemerintah di bidang pendidikan, perbankan, pencatatan sipil, hingga kesehatan belum maksimal. Lamban, bertele-tele, dan tidak cekatan. Meskipun bisa jadi fasilitasnya lebih lengkap.
Kembali pada kondisi istri. Syukurnya, istri memenuhi syarat untuk bersalin gentle birth. Jika di rumah sakit, dokter dan perawat akan menangani banyak pasien. Apalagi harus menunggu jam kunjungan dokter. Aku tak rela jika istri sudah mengerang kesakitan, tapi hanya diminta menunggu dokter datang atau bukaannya lengkap.
Sedangkan di bidan, mereka akan fokus menangani ibu yang melahirkan. Sejak tiba di bidan, istriku ditangani dengan ramah, dicek secara rutin bahkan ditunggui oleh bidan! Hal ini sangat menolong istri menangani rasa sakit, dan suami yang tidak tahu harus melakukan apa. Di bidan juga menyediakan situasi lebih nyaman untuk beristirahat pasca melahirkan karena satu kamar satu pasien. Melebihi kelas VVVIP lah!
Masih ada bonusnya bersalin di bidan. Mereka menyediakan jasa pemotretan, include dalam biaya persalinan. Di rumah sakit, mana ada? Foto menjadi penting sebagai kenangan, apalagi sekarang zamannya media sosial.
3) Pelayanannya Maksimal
Bisa dikatakan, provider tempat istriku melahirkan memberi pelayanan maksimal, yang bisa jadi tak didapat di rumah sakit pada umumnya.