Sejak pacaran, aku terus mendampingi pasangan hidupku. Itu komitmen kami. Mengerjakan semua hal, sebisanya bersama-sama, termasuk periksa kehamilan. Kami akan merawat calon anak kami berdua.
Seorang kakak merekomendasikan salah satu bidan di Salatiga. Pelayanannya ramah, edukatif dan komunikatif. Di sini, suami "dipaksa" masuk ke ruang periksa. Si calon ayah juga diedukasi, diajak diskusi dan bisa bertanya. Ini namanya bidan rasa teman nongki.
Hal ini tidak didapat di semua bidan, apalagi rumah sakit. Jadi, carilah bidan yang demikian. Ayah juga harus belajar!
Tak usah muluk-muluk bicara sampah, kelestarian hutan atau global warming. Yuk, mulai yang paling kecil: keluarga. Ya, keberlangsungan hidup di bumi bergantung dari lembaga terkecil ini.
Jika keluarga berantakan, hancurlah bumi. Sebaliknya, makin harmoni keluarga, seimbang juga kehidupan di bumi.
Aku bersyukur, pekerjaanku memberi banyak waktu dan kesempatan untuk mendampingi istri. Pendapatan tak seberapa, tak apa. Waktuku menemani istri tak kalah berharga.
Kadang aku kasihan melihat perempuan yang sudah hamil besar harus periksa sendiri. Bagaimana kalau kontraksi mendadak dan harus segera lahiran?
2. Merasa dicintai, sistem imun tinggi
Hanya sistem imun yang bisa melawan virus. Untuk memperkuatnya bisa dengan vaksinasi, makan sayur dan buah, minum vitamin, rutin berjemur, serta olahraga teratur. Harus happy pokoknya.
Bagaimana cara mengasihi pasangan? Pelajari dan terapkan lima bahasa kasih ala Garry Chapman. Tapi itu paling pas di masa pacaran sampai awal pernikahan. Di masa kehamilan, bentuknya lebih kompleks.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!