Mustahil menuntut murid menjawab persis plek sampai titik koma dengan kunci jawaban guru, kecuali mereka menyalin dari contekan. Kalau ada salah satu dua kata, benarkan saja.Â
Kalau pernyataan mengambang, hanya separuh dari ekspektasi berikan separuh dari poin. Intinya harus ada toleransi dan keluwesan dalam mengoreksi, kalau tidak ingin dibilang pelit nilai.
Dari keseluruhan analisis akan kelihatan, berapa murid yang tuntas melewati nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau belum. Di soal mana yang murid paling banyak menjawab salah.Â
Apakah memang murid tidak teliti membaca perintah, atau soal yang dibuat terlalu sulit. Analisis macam ini perlu agar guru terus mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, khususnya dalam proses penilaian.
Di Excel juga bisa menyorot nilai tertentu, misalnya nilai yang di bawah KKM. Caranya yakni di Task Menu -> Home -> Conditional Formating -> Highliht cells rules -> Less Than. Biasanya angka yang hendak disorot akan diberi warna mencolok, dengan warna merah muda misalnya. Praktis dan menarik, kan?
Mengolah nilai rapor
Dua tahun aku dipercaya menjadi wali kelas. Salah satu tugas beratnya adalah mengolah nilai rapor. Tiap menjelang pembagian rapor, harus menghubungi guru tiap mapel (di sekolahku kini, jenjang SD, sistemnya guru mapel, BTW).Â
Jadi drama kalau para murid terlambat mengumpulkan tugas. Ini memengaruhi guru terkait, pasti terlambat setor nilai ke wali kelas. Kalau dari gurunya sendiri, pasti semua disiplin dong.
Apalagi pelajaran Tematik (K-13) yang berisi sampai empat mupel, khususnya kelas 5 yang aku ampu, yakni Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila (PPKN), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).Â
Nah loh, bayangkan berapa kolom harus diisi! Jika dalam satu semester tiap mapel mengambil 2-3 tugas dan 1 ulangan bulanan, kalikan dengan 13 mata pelajaran. Mantab!