Perasaan dicintaiÂ
Aku tidak membicarakan cinta yang dangkal, perasaan kasmaran penuh polesan seperti sinetron di Indosiar atau drakor. Aku membahas cinta yang realistis.
Dalam Bahasa Yunani, cinta (kasih) dibagi empat jenis. Eros, ungkapan cinta antara suami-istri. Philia, kasih yang dinyatakan antarteman. Misal, Anda ditraktir/ditolong oleh teman. Storge, kasih orang tua kepada anak. Orang tua memberikan hadiah atau mainan kepada anak misalnya.
Yang tingkatannya lebih tinggi yakni Agape, kasih tanpa syarat. Jenis ini berbeda dengan tiga kasih lainnya. Kita mengasihi karena orang lain (pasangan, orang tua, teman) mengasihi. Sebaliknya, jika mereka berlaku jahat, mustahil kita bisa mengasihi.
Agape adalah kasih yang "meskipun". Meskipun kita selalu menyakiti, memperkatakan yang tidak sopan, memperlakukan yang jahat bahkan membalas dengan air tuba, kasih itu tetap dinyatakan. Jenis kasih ini diteladankan pertama kali oleh Yesus melalui pengorbanan di kayu salib.
Kembali pada isomanku. Yang pertama-tama membuatku tetap tegak dari terpaan virus adalah karena perasaan dicintai oleh istri---penolong hidupku. Dengan anugerah Tuhan, ikatan kasih di antara kami melebihi kasih Eros. Kami lebih dulu mengalami kasih dari Tuhan, yakni Agape sehingga dimampukan mengasihi pasangan tanpa syarat. Dalam kondisi sakit atau susah sekalipun, kami tetap mengasihi.
Nah, perasaan dicintai ini yang menjadi energi utama agar sistem imunku segera pulih. Dengan perasaan dicintai, aku merasa tenang, damai dan tetap sukacita meski raganya sakit. Jauh dari ancaman stres. Kalau sudah tenang, suplemen lain pun mudah diterima tubuh.
Akibat cinta dari istri aku memiliki,
Hati yang gembira adalah obat yang manjur
Mendapat dukungan dan perhatian
Sebelum memberitahu istri bahwa aku positif Covid-19, dukungan yang pertama aku dapat dari ibu mentor dan rekan-rekan pelayananku. Harus bersukacita dan tetap semangat!, begitu dukungan mereka.Â