Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

BTS Meal, dari Demam Korea sampai Propaganda

12 Juni 2021   23:01 Diperbarui: 12 Juni 2021   23:42 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ARMY yang memborong BTS Meal | foto: tangkapan layar WA story/ALA

Promo di gerai KFC antri, biasa. Mau beli Pizza Hut atau Burger King antri, juga biasa. Di McD antri parah, apa yang salah...?

Kapan lalu, ramai diberitakan (9/6) gerai McD di Solo sesak driver ojol. Kejadian serupa terjadi di Jakarta, Malang dan kota-kota lain. Akibatnya puluhan gerai McD ditutup oleh otoritas berwenang. Apa soal? Para driver ojol mengantri pesanan BTS Meal sampai berkerumun. Hal ini dikhawatirkan menjadi klaster baru penularan Covid-19.

Aku tak hobi jajan fast food. Tak mengidolakan artis korea. Aku bahkan tak tahu organisasi macam apa BTS ini. Aku justru tahu dari murid SD. Warbyasah!

Tak ada yang spesial dari menu yang diburu banyak orang ini. Isinya seperti menu umumnya nugget ayam, kentang goreng, minuman kola dan saus. Bedanya kemasannya berlabel BTS, dan ada saus Korea cajun. Dari keriuhan BTS Meal yang diproduksi McD, simak beberapa kalangan dalam menyikapinya.

Demam artis Korea

Sebagian masyarakat kita, dari anak SD sampai mak-mak, demen hal-hal berbau Korea. Dari drama, grup band sampai bahasanya. Mengapa mereka sangat mengidolakan Korea?

Alasan pertama, mereka ganteng dan cantik. Setuju? Mengutip popmama.com, generasi milenial mengidolakan Kpop/ artis korea karena mereka menggunakan kostum ber warna-warni; menguras emosi penonton melalui video musiknya; jadi inspirasi tentang disiplin, kerja keras dan profesionalisme; menjadi tren mode fesyen; melodi musiknya yang mudah diingat, serta koreografinya yang rumit.

Orang kalau demam, biasanya bicaranya ngelantur, meracau yang tidak jelas. Tak masuk akal. Mirip hal itu, fans fanatik Kpop meniru gaya, membeli serta memakai produk apa pun yang berkaitan dengan idolanya. Ada rasa puas, bangga, dan kenikmatan tertentu kalau membeli produk yang ada label idola. BTS Meal ini misalnya. Baru saja produk McD berkolaborasi dengan BTS diluncurkan langsung diserbu banyak orang seperti rebutan bansos.

Berikut beberapa fans fanatik Kpop yang berhasil membeli BTS Meal. Ada yang halu supaya wajahnya berubah mirip idolanya, maupun sekedar pamer. Tak punya perasaan. Apa ndak kasihan orang yang ndak kebagian ya? Terlalu.

ARMY yang halu, mimpi wajahnya bisa berubah seperti idola | sumber: Instagram/dagelan, olah gambar: KRAISWAN
ARMY yang halu, mimpi wajahnya bisa berubah seperti idola | sumber: Instagram/dagelan, olah gambar: KRAISWAN

ARMY yang memborong BTS Meal | foto: tangkapan layar WA story/ALA
ARMY yang memborong BTS Meal | foto: tangkapan layar WA story/ALA

Tak penting isi, tapi bungkus

Konon, BTS Meal ini adalah menu favorit yang biasa dipesan grup BTS, dinarasikan oleh McD. Strategi pemasaran macam ini berhasil menciptakan sensasi abstrak pada barang yang dibeli. Konsumsi tidak lagi didorong oleh kebutuhan primer atau nilai guna, melainkan simbol yang disematkan pada produk itu.

Fenomena ini oleh Theodore Adorno disebut fetisisme komoditas, yakni pemujaan atas sebuah produk industri. Menjadi keyakinan bahwa ada kekuatan sakti tertentu di balik suatu produk yang dapat meningkatkan kenikmatan citra penggunanya. Aku belanja maka aku ada.

Pemahaman ini menyebabkan kebahagiaan ditentukan dari apa yang dikonsumsi. Ini semu. Tidak sejati. Ini sebabnya, para penganutnya tidak lagi memedulikan isi bahkan harga, tapi bungkusnya. (kompas.com)

Sesama ARMY tapi beda cara menghayati

Jika anda ARMY, jangan tersinggung. Masih tersinggung? Itu masalah anda.

Chef Arnold rela merogoh sampai Rp 3 juta demi mendapat BTS Meal. Ini bukan nugget atau kentang goreng. Ini BTS Meal, beda Bos, ujarnya. Menteri Erick Thohir pun turut berburu untuk anaknya.

ARMY milenial dibela-belain mengantri melalui ojol atau lantatur demi pride dan kepuasan pribadi. Saking fanatiknya, bekas bungkusnya pun diperjualbelikan di e-commerce. Bandingkan dengan ARMY Malaysia yang menyumbangkan 200 lebih paket BTS Meal untuk nakes.

Cara ARMY Malaysia membeli BTS Meal, buat berderma | dokumentasi: Kompas.com
Cara ARMY Malaysia membeli BTS Meal, buat berderma | dokumentasi: Kompas.com

Di Dubai (Uni Emirat Arab), kemasan BTS dianggap sampah. ARMY Dubai yang selesai makan langsung meninggalkan bungkusnya, lalu dibuang pelayan restoran. Mereka tak katrok seperti ARMY Indonesia. Beda ya bund, yang hobinya makan minyak, dengan yang jualan minyak.

ARMY Dubai menganggap kemasan bekas BTS Meal sampah | foto: Instagram/indozone.id
ARMY Dubai menganggap kemasan bekas BTS Meal sampah | foto: Instagram/indozone.id

BTS Meal, Propaganda Korea Selatan

Denny Siregar mengupas fenomena ini sebagai Propaganda Korea Selatan pada negara-negara lain, termasuk Indonesia. Mereka memetakan selera konsumen lalu meluncurkan industri kreatifnya. Yang digemari anak muda, lalu mengemasnya dalam produk-produk yang dibutuhkan, seperti makanan BTS ini.

Menurut Denny, Kpop ini difasilitasi penuh oleh pemerintah Korsel. Tujuannya? Ya buat propaganda ke negara lain. Jangan bangga jadi konsumen negara lain. Ini perang digital, kita dijajah bro!, seru Denny.

Kpop sebagai pelaris

Tak selamanya pelaris dagangan berbau mistis. Itu pun kalau Anda percaya. Pelaris di era modern jauh sama sekali dari hal mistis. Para dalang kapitalis memanfaatkan media sosial menjadi pelaris.

Milenial dan Kpop. McD dan BTS. Formula jitu pelaris.

Strategi McD menggandeng BTS adalah pintar. Mereka tahu, produk yang dilabeli ikon idolanya bakalan laku keras. Mereka sukses. Tak soal jika belakangan gerainya ditutup sementara. Itu barulah awal, tak mungkin menghentikan para ARMY menggilai produk idolanya.

Anda punya bisnis? Coba tempelkan ikon BTS, SM4SH atau organisasi sejenis, pasti laris!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun