Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kamu Bertakbir, Kusorakkan Haleluya, Kita Sama-sama Menang!

13 Mei 2021   23:55 Diperbarui: 13 Mei 2021   23:58 2123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merayakan Idul Fitri 1442 H dan Kenaikan Yesus, kita sama-sama menang | sumber: Twitter/ Ojakjatenranaibaho

Dulu semasih di bangku SD, aku---non muslim---diajak takbiran oleh tetanggaku. Tetanggaku itu, seorang ibu, bukan pengurus masjid, bukan hajah, pun bukan istri ustadz. Melainkan salah seorang terpandang di kampungku karena suaminya seorang juragan.

Aku terharu, meski berbeda keyakinan dan dari strata ekonomi kelas bawah, ada yang menggandengku untuk menikmati kemenangan teman-teman muslimku. Takbiran keliling kampung sambil memukul kentongan dan membawa obor bambu. Indahnya toleransi.

***

Dari riuh rendahnya kabar berita yang mengisi kanal TV maupun media sosial seputar koruptor yang tertangkap, badai Covid-19, bencana alam, ujaran kebencian, pro-kontra larangan mudik sampai terorisme. Mungkin tak banyak dari kita yang menyadari akan satu hari istimewa di tahun ini. Angkanya pun unik, yakni tiga belas.

Bagi sebagian kalangan, 13 dikatakan angka sial, lawan keberuntungan. Bagi sebagian banyak, tidak berlaku. Semua angka adalah baik. Niat dan amal ibadahnya yang menentukan.

Hari ini, tiga belas Mei dua ribu dua puluh satu, secara langka bin ajaib, dirayakan hari besar dua umat beragama di Indonesia, yakni Hari Raya Idul Fitri 1442 H dan Hari Kenaikan Yesus Kristus ke surga. Bagiku tanggal ini menarik, pantas untuk dirayakan serta dikenang.

Bagi umat Islam maupun umat Kristen, betapa pun lebar kesenjangan diantara keduanya. Seberapa pun panas fitnah dan adu domba yang dikerjakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab, inilah momen yang pas untuk menebar toleransi dan menyatakan kasih.

Aku Kristen, punya beberapa teman dari agama lain, termasuk Islam. Sejauh ini, kami berhubungan baik dan tidak ada niatan saling membenci. Aku menghormati teman-temanku yang berbeda keyakinan, demikian juga mereka menghargaiku.

Kepada teman-temanku yang Muslim, aku harap kalian menjadi satu yang menerima ungkapan damai ini. Di tanggal 13 Mei inilah, kita sama-sama menang.

Kalian berjuang menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, menahan haus dan lapar, menepis semua ujaran kebencian yang menyinggung pribadi kalian. Kalian bahkan harus berjuang tetap bekerja, menjalankan tugas dengan mematuhi protokol kesehatan, sekalipun orang-orang terdekatmu mungkin menertawakanmu.

Banyak yang menganggap Covid-19 hanyalah propaganda atau hoaks. Kala orang yang kamu kagumi justru menganggap vaksin hanyalah komoditi yang diperjualbelikan pemerintah.

Saudara-saudariku Muslimin dan Muslimah, kalian tetap sabar saat kami yang tidak puasa harus makan atau minum di dekat kalian. Kau mengerti dan memahami kami. Kalian tak sakit hati saat sepanjang hari banyak warung makan tetap buka, tanpa tedeng aling-aling. Kau tahu, tidak semua manusia di bumi ini menjalani ibadah yang seragam denganmu. Dan kau paham, jalan rezeki orang lain bisa berdeda musim denganmu.

Hari ini, setelah peperangan mengalahkan diri sendiri selama tiga puluh hari itu, kau merayakannya dengan meneriakkan takbir, memuji Allahmu, menyerukan kemenangan! Allahu akbar! Allahu akbar! Kutahu, gema takbir yang kalian serukan penuh damai dan penerimaan kepada sesama meski berbeda keyakinan.

Sebagian kalian bahkan merayakan kemenangan dengan menyulut petasan beruntun di jalan-jalan kampung. Berisik, polusi, dan mengotori jalanan. Tak mengapa, kawan. Itu ungkapan kemenanganmu, aku turut senang. Kutahu, itu tak ada niatan menyakitiku atau yang berbeda dengan kalian.

Kami pun punya cara tersendiri. Di bulan Desember kami merayakan kelahiran Yesus dalam Hari Natal. April, kami merayakan kematian dan kebangkitan Yesus dari kubur. Lalu di Bulan Mei ini, kami merayakan kenaikan Yesus ke surga.

Ini pun menjadi wujud kemenangan ala kami. Yesus yang dilahirkan ke dunia melalui kuasa Roh Kudus, hidup di bumi untuk memberi teladan kasih. Ia lalu mati disalibkan demi menebus dosa dan kesalahan setiap orang. Ia dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, sesuai perkataanNya. Empat puluh hari setelah kebangkitanNya, Ia terangkat ke sorga meninggalkan kami dengan sebuah tugas. Menyaksikan kasihNya yang besar kepada semua orang.

Kami menang, karena Dia yang telah menang atas maut juga memenangkan kami. Haleluya!

Nah saudaraku, kamu bertakbir, kusorakkan haleluya, kita sama-sama menang! Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H dan Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus! Salam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun