Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sepatu Nike Limited Edition, Minat? Awas Sesat!

6 April 2021   21:09 Diperbarui: 6 April 2021   21:29 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keturunan keluarga Rothschild | sumber: luxury-insider.com via idntimes.com, logo perusahaan keuangan Rothschild | sumber: rothschildandco.com

Lebih jauh, si penyesat ini dinubuatkan akan menguasai sistem keuangan seluruh dunia. Kelak, jika tiba saatnya, tidak ada seorang pun bisa menjual atau membeli jika tidak memakai sistem mereka. (Memakai sistem mereka sama artinya tunduk dan menyembah) Petunjuk lainnya, alat pembayarannya tidak lagi tunai atau kartu tipis. Tapi microchip yang ditanamkan ke dalam tubuh. Fenomena ini sudah dimulai di Amerika Serikat pada 2017 (VOA Indonesia). Tengoklah, di masa pandemi ini hampir semua transaksi dilakukan secara digital. Semua dalam satu genggaman.

Jangan kaget jika 10 tahun lagi (atau lebih cepat) perbankan tidak lagi menyediakan ATM (yang sering hilang, tertelan, dst), tapi diganti chip yang ditanam dalam tubuh. Waduh! Ingat, jika tidak memakai itu tidak bisa bertransaksi, jika memakai artinya mengikuti dan menyembah setan. Berat ya...

Siapa sosok penyesat ini? Diduga mereka adalah keluarga keturunan Yahudi-Jerman (Mayer Amschel) Rothschild, yang berjanji (berambisi) menerbitkan dan mengendalikan uang di seluruh dunia. (baca di sini). 

Keturunan keluarga Rothschild | sumber: luxury-insider.com via idntimes.com, logo perusahaan keuangan Rothschild | sumber: rothschildandco.com
Keturunan keluarga Rothschild | sumber: luxury-insider.com via idntimes.com, logo perusahaan keuangan Rothschild | sumber: rothschildandco.com

Adakah nama-nama yang disebutkan di sini terhubung, atau sekedar kebetulan? Biarkan waktu yang menjawab semua.

Lalu bagaimana? Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam. (Wahyu 13:18)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun