Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pembuatan Soal AKM: Tak Hanya Murid, Guru pun Harus Mengerjakan Tugas

27 Maret 2021   21:12 Diperbarui: 12 Juli 2021   12:00 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak hanya murid, guru pun harus mengerjakan tugas | olah gambar: KRIS WANTORO

Hari kedua pelatihan Pembuatan Soal AKM. Ini saatnya mempraktikkan semua ilmu yang didapat. Tak hanya murid yang mendapat tugas setelah diajar. Guru---pembelajar sepanjang hayat---pun begitu.

Sebagai info, Asesmen Nasional---induk AKM---bertujuan tidak hanya memantau dan mengevaluasi, melainkan meningkatkan mutu belajar-mengajar. Pada gilirannya, akan meningkatkan hasil belajar murid.

Tak berbeda dari hari pertama, pintu aula belum dibuka meski jarum pendek telah telah see you bye-bye pada angka tujuh. Nampaknya sudah diatur agar peserta datang lebih dulu, menunggu pintu dibuka. Macam antri bansos saja.

Setelah melakukan registrasi (tak langsung dapat snack box seperti kemarin), kami menempati singgasana masing-masing. Seorang pejabat diknas, ibu-ibu, mengajak peserta mengawali kegiatan dengan berdoa. Mik langsung diberikan pada Bapak Imam Taufik, yang memberikan panduan cara membuat soal AKM bagi peserta.

Panduan tersebut berisi satu kalimat perintah "Buatlah 1 stimulus disertai 3 soal dengan level kognitif yang berbeda (pemahaman, aplikasi, penalaran) dengan ketentuan sebagai berikut:"

1) Stimulus bisa membuat sendiri atau mengambil sumber lainnya (koran, jurnal, novel, dll). 2) Soal dibuat dalam bentuk "KARTU SOAL" seperti yang sudah dicontohkan pada paparan materi. 3) Minimalkan penggunaan rumus dalam penyelesaian soal (mengacu pada soal-soal PISA) [Nah, ini agak ribet bagi guru matematika, membuat soal tapi yang penyelesaiannya tanpa rumus...?]

4) Soal dibuat menarik (dengan mencantumkan gambar misalnya) dan harus mengukur kemampuan numerasi. 5) Ada kebaruan (Tidak mencontoh soal-soal AKM yang sudah ada di website pusemenjar).

Berdasarkan panduan tersebut, tebak, apakah membuat soal AKM ini mudah atau sulit?

Peserta akan bekerja sesuai kelompok yang sudah dibagi oleh Ibu Mahita Sari kemarin. Dalam aula utama hanya tersedia empat meja, berarti hanya bisa memfasilitasi empat kelompok. Bagaimana nasib enam lainnya? Ada satu ruangan Disdik, sepertinya gudang, di mana tersedia cukup meja. Di ruangan inilah empat kelompok bekerja. Dua lainnya, nekat menggunakan kursi di bagian belakang aula.

Baca juga: Apa dan Bagaimana Cara Membuat Soal AKM?

Baru saja duduk, salah satu guru perempuan, sepantaran atau lebih muda di bawahku langsung memberi usul, "Soalnya bisa di-download ndak sih?" Jeng-jeng... Kalau gurunya saja maunya yang praktis, muridnya apa kabar?

Belajar Kooperatif dalam Diversitas

Pembawaanku adalah orang eksklusif, jadi sulit berinteraksi dengan orang baru. Aku terhitung amatir dalam lingkup pendidikan di Salatiga. Baru dua tahun, dibandingkan para guru---seangkatan guruku---yang sudah belasan bahkan puluhan tahun berjasa mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Kelompok 10, kelompok kami, kebetulan semua anggotanya dari sekolah swasta. Tiga diantara dari sekolah Islam---semua wanita. Dua lainnya, termasuk aku, dari sekolah Kristen---semua pria. Selain keyakinan dan masa bakti, faktor keberagaman kelompok kami terdiri dari pengalaman dan pola pikir.

Ada yang sudah pernah ikut pelatihan sebelumnya, pembicara, materi dan tugasnya juga sama. Ada yang punya ide cemerlang, yang menginspirasi anggota yang lain, ada pula yang mengharuskan idenya yang dipakai. Begitulah suasana dalam kelompok. Bukankah para murid kita juga mengalaminya? Tapi justru dalam kondisi seperti ini kami dituntut kooperatif di tengah diversitas.

Yang Berkualitas harus Disiapkan

Seperti panduan yang diberikan pembicara, bahwa setiap soal harus menyertakan stimulus dan dibuat dalam bentuk kartu soal. Stimulus ini yang nantinya mendorong proses berpikir murid untuk menyelesaikan soal. Bentuk stimulus berupa gambar, tabel, diagram, maupun artikel. Bisa diambil dari website pemerintah, lembaga survei kredibel, atau jurnal ilmiah.

Contoh soal AKM hasil diskusi kelompok | gambar: KRIS WANTORO
Contoh soal AKM hasil diskusi kelompok | gambar: KRIS WANTORO

Dalam diskusi kelompok kami pagi itu, ada dua ibu dari sekolah yang sama, pernah ikut pelatihan dan tentunya sudah mengerjakan tugas. (Kalau sudah ikut kenapa ikut lagi, ya?) Dengan murah hati, salah satu dari mereka menunjukkan contoh tugas mereka. Wenaaakk...

Aku pribadi tidak masalah dengan itu. Tapi, bukan tipeku untuk memakai karya orang lain. Menyalin bloko dari internet pun jangan. Syarat dari pembicara juga harus ada kebaruan, tidak menjiplak. Aku mengusulkan agar mengadopsi stimulus dan mengganti pertanyaannya. Minimal tidak copy-paste.

Tidak mudah membuat soal AKM. Pembicara yang sudah ahli pun hanya bisa mengerjakan 10 soal/hari, terus menurun pada hari berikutnya. Menjelang siang, saat berganti jenis soal (pertama numerasi, lalu literasi) para ibu sudah rasa suntuk. Mau membuat yang mudah-mudah saja. Untuk yang berkualitas memang harus disiapkan.

Tak hanya Murid, Guru pun harus Kumpulkan Tugas

Satu stimulus bisa dipakai untuk tiga soal, dikali dua jenis (numerasi dan literasi), 'dilahap' lima orang tiap kelompok. Bukan soal itu sendiri yang terasa mustahil dikerjakan, melainkan menyatukan pola pikir yang sulit. Meski begitu, tugas harus dikerjakan. Syukurnya, dalam kelompok kami tak hobi main lempar.

Ada yang membuka laptop, membagikan file melalui flash disk, maupun menunjukkan contoh gambar atau grafik. Hampir semua anggota kelompok berkontribusi. Cukup baik koordinasinya. Sejak awal pembicara menyampaikan, meski tugasnya dikerjakan berkelompok harus dikumpulkan secara pribadi.

Di tahap ini juga menjadi pengingat, tak hanya murid, guru pun wajib mengumpulkan tugas. Jangan hanya maunya memberi tugas melulu, tanpa mau diberi dan mengerjakan tugas.

Kalau anda guru, sudah siap membuat soal AKM?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun