Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tanah Uruk, Inspirasi agar Hidup Gercep

26 Maret 2021   10:31 Diperbarui: 26 Maret 2021   10:46 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanah uruk yang diusahakan bapak staf kebersihan kompleks | foto: KRIS WANTORO

Bagiku, drama itu bagaikan jodoh yang dipertemukan oleh nasib. Aku dimudahkan, bapak itu diuntungkan. Dari adegan ini, ada tiga mutiara bisa dipetik.

1# Yang gercep, rezekinya nancep. Tebakanku, bapak petugas kebersihan itu melihat serpihan genteng yang dibawa bapak saat datang membetulkan atap fiber. Inspiratif! Dilihatnya halaman rumah kami penuh rumput, becek pula. Sedangkan dia punya material uruk (dari puing-puing tembok yang digempur). Pucuk dicinta, ulam pun tiba.

Gercep juga bapaknya. Tahu kalau halaman kami butuh uruk, langsung disamperin ke rumah kami. Akibat sikap gercep itu, rezeki bapaknya juga bertambah. Nancep! Apa soal? Untuk jasa kebersihan selain sampah rumah tangga (atau jasa serupa lainnya), bapak itu berhak menerima uang rokok. Manteb!

Baca juga: (Pengalamanku tentang) Uang Rokok

2# Sekali dorong, dua masalah selesai. Tak hanya gercep, bapak staf kebersihan kompleks itu juga cermat. Sekali dorong, dua masalah selesai. Sekali jalan, dua tujuan dicapai.

Salah satu warga memerlukan jasanya untuk membuang puing bekas tembok. Ke mana? Terserah, yang penting tidak makan tempat atau menganggu. Masalahnya, puing tembok itu tak bisa busuk seperti halnya sampah organik. Tidak bisa diringkas atau dibakar seperti halnya sampah plastik. Paling logis, cari tempat cekungan untuk menjadikan rata. Halaman kamilah jodoh uruk itu.

Bapaknya pasti dapat uang rokok dari warga pemilik puing. Karena beliau berjasa menguruk halaman kami, otomatis dapat uang rokok lagi. Rezeki ganda. "Daripada saya buang ke sana, jauh..." Cakap juga kan. Sama-sama dibuang. Tak harus membawa jauh-jauh ke luar kompleks, perlu banyak tenaga. Cukup beberapa meter dari tempatnya mengangkut, di-drop di depan rumah kami. Efisien.

3# Tak perlu menunggu besar, ada peluang sikat! Banyak orang kehilangan kesempatan karena menunggu (baca: menyia-nyiakan). Menunggu sampai besar, sampai kaya, sampai berjaya dulu baru bertindak. Padahal,

Seribu langkah dimulai dari satu langkah kecil

Tak perlu sepopuler Dedy Corbuzier untuk menggaet peluang dan mengantongi uang milyaran dalam sekali tayangan. Dari posisi paling bawah sekali pun, bisa. Kuncinya, harus cermat, gercep dan berani. Begitu ada peluang, sikat!

Bapak kebersihan kompleks itu contohnya. Gerobak sampahnya kecil. Sehari hanya bisa menampung produk sisa dari beberapa rumah tangga. Itulah kenapa beliau mengambil sampah di rumah-rumah warga 2-3 hari sekali. Ia tidak harus menunggu kapasitas baknya bertambah, atau menunggu sampai gerobak dorongnya di-upgrade jadi bertenaga mesin. Peluang yang dilihatnya langsung diambil, dan tarik sis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun