1# Muda, Pemberani Aku membayangkan, jika Indonesia dikudeta oleh pihak militer, apakah aku seberani Kyal Sin...? Belum tentu. Itulah sebab, Kyal Sin adalah anak muda pemberani. Perempuan lagi. Berani membela kebenaran, mengambil resiko bahkan kematian.
Keberaniannya ini adalah bentuk kritik nyata pada pihak militer. Kyal Sin, sebagai ahli bela diri tak kenal rasa takut. Bahkan, Deng Jia Xi (nama Chinese Kyal Sin) menjadi sosok pelindung bagi sesama demonstran. (liputan6.com)
Jika dibandingkan para artis K-pop di atas, atau pemuda-remaja menye-menye, yang frustasi hanya karena perlakuan lawan jenis atau komentar negatif netizen. Maka level karakter pemuda seperti Kyal Sin adalah yang tertinggi. Keberaniannya dipertaruhkan bagi nasib bangsa dan rakyat banyak, bukan pada citra atau kepuasan pribadi.
2# Beraksi, bukan Frustasi Banyak permasalahan dalam hidup menghasilkan tekanan, lalu menyebabkan frustasi. Entah tekanan itu dalam ranah pribadi, keluarga, atau masyarakat. Biasanya, orang akan mencari pelarian jika frustasi. Bisa mengarah positif pada seni, olahraga, tataboga, bela diri atau hobi bermanfaat lainnya. Atau justru mengarah negatif yaitu merokok, miras, narkoba dan seks bebas. Kalau dengan pelarian masih belum juga puas, bunuh diri. Ngeri.
Tapi tidak demikian yang dipilih Kyal Sin. Ancaman pada demokrasi di negaranya menggerakkan nuraninya. Bukan mencari kenyamanan diri, boro-boro frustasi. Dia beraksi, ikut turun ke jalan bersama pelajar-mahasiswa, buruh, pegawai negeri, pekerja kantoran, serta tenaga medis. Dia beraksi agar tercipta perubahan.
3# Hidup Sekali, Berarti lalu Mati Hidup cuma sekali, berusahalah memberi arti. Kutipan Chairil Anwar di atas dihayati Kyal Sin. Gadis 19 tahun ini bukannya tidak punya impian. Mahasiswa, ahli bela diri taekwondo, penari di DA-Star Dance Club Mandalay serta penyanyi. (liputan6.com)
Remaja dengan multitalenta demikian terbentang luas impian dan kesempatan di hari depan. Tapi, itu semua bukan alasan untuk tak menyumbang arti. Mencintai demokrasi di negaranya, berdiri bersama masyarakat sipil, bahkan menjadi pelindung bagi sesama demonstran. Dengan botol coca-cola di tangan untuk membantu pengunjuk rasa lain yang wajahnya terkena tembakan gas air mata.
"Kami tidak akan lari..." --Kyal Sin (Angel), seperti kesaksian Myat Thu
Ia juga yang menendang balik gas air mata ke arah polisi serta yang memberi aba-aba, "Tiarap! Tiarap!" saat polisi mengokang senjata hendak meluncurkan peluru. (Reuters via tirto.id)