Ini bagian penting untuk dikenali pada pasangan. Menikah tidak cukup rasa cinta, bro!
Dengan orang yang saya pacari, dengannya saya akan menikah. Syukur, doanya dijawab. Itulah anugerah tak terduga. Ya, pacar pertama dan terakhir yang akhirnya menjadi istri saya. Demikian pun dialami doi.
Hidup menjadi lebih tenteram dan damai, tidak direpotkan dengan kenangan bersama mantan terindah (preet!!). Kalau dengan gebetan, ada sih, hehe.
Memangnya bisa persiapan menikah jarak jauh? Bisa, kalau diusahakan. Apalagi di masa pandemi sekarang. Mau tidak mau, ya jarak jauh.
Bekerjalah sekeras-kerasnya, setulus dan sebaik-baiknya. Jangan beri kesempatan mata dan pikiran untuk mengerjakan yang jahat. Sekerasnya, tapi harus berhikmat. Ada target seperti poin di atas.
Sepakati, berapa tahun mau pacaran, tahun berapa menikah. Apakah memungkinkan salah satu pindah tepat kerja agar satu kota/ berdekatan. Diskusikan juga jauh-jauh hari, setelah menikah berdomisili di mana, siapa yang akan menyesuaikan tempat bekerja.
***
Setelah menikah...
Ujian jarak jauh sudah lolos, berikutnya jarak dekat. Akankah menjadi mudah? Bisa ya, karena tiada lagi jarak memisahkan. Tapi tidak, disebabkan banyak keaslian pasangan harus dikenali, diungkapkan dan diterima.
Akhir kata, selamat berjuang, pejuang LDR!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H