Dalam Bahasa Simalungun MC memanggil mempelai masuk barisan di bawah tenda tak kurang dari 10 x 10 m. Keyboard dan tagading (gendang Orang Batak) dialunkan, mengiringi peserta pesta. Kedua telapak tangan ditempelkan (seperti sikap berdoa) lalu digerakkan ke depan-belakang pada sendi pergelangan tangan. Ini baru pemanasan untuk manortor. Hmm... seperti apa keseruan pesta Orang Batak?
[Aku tidak mampu mengingat detil urutannya, tapi kurang lebih polanya: MC berbicara, keluarga memberi salam sambil manortor, perwakilan keluarga berbicara, manortor lagi. Lalu memberi sawer pada mempelai dan orang tua sambil manortor.]
Setelah memberi salam MC mempersilahkan tiap rombongan tulang masuk ruangan, memberi salam pada pengantin sambil manortor, memberi saweran, manortor lagi dan bernyanyi. Begitu seterusnya sampai semua tulang disambut. (Dalam adat Orang Batak, yang menjadi raja adalah tulang/paman dari mempelai wanita dan tulang ibunya)
Dalam kondisi normal, satu lagu bisa diulang-ulang agar puas manortor dan baru selesai jam 01.00 dini hari! Namun karena pandemi, cukup sekali. Itu pun selesainya jam 21.00 lebih.
Dalam pesta Orang Batak, setiap tamu memberi uang pada mempelai dan orang tua. Nominalnya berkisar Rp. 5.000 - Rp. 100.000, makin dekat kekerabatan makin besar nominal. Mana mungkin dua tangan menerima berlembar-lembar uang dari ratusan tamu? Di sinilah tas emak-emak berguna. Saudara perempuan berjaga di belakang, kalau uang dalam genggaman penuh masukkan dalam tas. Dari dalam tas itu berguna juga bagi tamu yang menukar uang lebih kecil untuk nyawer.
Setelah acara salam-salam, mempelai dipersilahkan mengambil satu genggam uang yang sudah disatukan dalam kresek hitam. Boleh sebanyak-banyaknya, tapi hanya sekali. Di sinilah iman diuji, apakah hatinya rakus atau tidak. Kalau bisa pas ngambil diremas, supaya muat banyak dalam genggaman, hehe.
Bunyi musik dan vokal biduan terus mengalun dari pengeras suara, menggetarkan jantung sampai mau rontok rasanya, serta memekakkan telinga. Bukan Orang Batak kalau tidak keras-keras.
Inilah kebahagiaan Orang Batak. Proses salam-salam terus berlanjut sampai semua keluarga mendapat giliran. Setelahnya digelar tikar besar sebagai alas, tiap tamu diberi kertas minyak. Sie konsumsi membagikan nasi dan rendang. Nasi didistribusikan dari karung beras, rendangnya dari ember 4 literan. Mantab!
Bagi pengantin sudah disiapkan bangku khusus. Dihidangkan olahan ikan mas, persembahan dari bapak-mama angkat, bapak-mama, dan para tulang (hula-hula). Selain B2 dan ayam, pesta Orang Batak khas dengan ikan mas. Olahan ikan mas ini disebut Dekke Ikan Mas (arsik ikan mas), suatu lambang penghormatan dan berkat. (travel.detik.com) Bayangkan, kami berdua disajikan empat piring olahan ikan mas plus nasi, salah satunya piring jumbo berisi tiga ekor ikan. Sanggupkah kami hajar sekaligus?
Aku diarahkan mengambil bagian terenak dari ikan untuk disuapkan pada istri. Demikian bergantian dengan istri. Lagi, bentuk saling melayani dalam berumah tangga.