Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anies Positif Corona, Pelajaran agar Kita Makin Bijaksana

1 Desember 2020   18:01 Diperbarui: 1 Desember 2020   18:54 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang ini selesai mengikuti Sosialisasi Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 oleh Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Salatiga masuk pesan WA dari seorang rekan. Isinya cukup ditanggapi satu kata "Oh". Sama sekali tidak mengagetkan.

Justru aneh jadinya kalau berkat segudang "prestasi" gubernur kenamaan ibu kota itu justru baik-baik saja. Meski banyak pendukungnya, jago silat lidahnya, Anies adalah manusia biasa layaknya Donald Trump, atau Jair Bolsonaro. Sama-sama penerjang Corona, tapi terinfeksi juga.

Bukan Anies namanya kalau tidak mencari sensasi. Bahkan sejak kampanye calon gubernur 2017 lalu, program oke-oce dan perumahan DP 0% yang sensasional, pelaksanaannya abal-abal.

Terlepas dari "piala" yang diperolehnya atas rival politiknya, Ahok, Anies terus membuat warganya kagum, kok bisa mereka memilih gubernur yang sejenis itu. Kemarin-kemarin pada merem ya?

Mengutip kompas.com, Anies menyampaikan dalam keterangan tertulis bahwa dirinya positif Covid-19 setelah melakukan tes usap yang ketahuan hasilnya pada Selasa (1/12/2020) dini hari.

Anies "kompak" mendampingi wakilnya, Ahmad Riza Patria yang lebih dulu dinyatakan positif. Sebagai rekan, Anis intens bersama Riza untuk mengadakan rapat. Disebutkan, Anis dalam kondisi fit tanpa gejala. Kini ia melakukan isolasi mandiri di rumah dinasnya, sedang anggota keluarganya tinggal di rumah pribadi.

Atas berita yang tidak mengagetkan itu, ada tiga pelajaran yang bisa kita dapat.

Pertama, Jujur bukannya kabur

Melalui akun Instagramnya, Anies mengumumkan bahwa dirinya benar terinfeksi virus Corona. Katanya sih, tertular dari staf pribadinya yang terinfeksi dari klaster keluarga. Jangan lupa kunjungan pada big imam ya pak... 

Apa pun itu, masih ada kebaikan dalam diri Anies. Sejelek-jeleknya, kalau pun ini satu-satunya yang ada, beliau tidak kabur dari pintu belakang rumah sakit layaknya sang imam. (kompas.com)

Sekembalinya Rhizieq Shihab ke Indonesia, Anies bukannya menghimbau agar melakukan isolasi mandiri, malah sowan. Anak yang baik. Bagaimana mau memutus rantai penyebaran Covid-19 kalau begini. Wong kok ndak bisa digugu.

Kejujuran Anies mengaku atas kondisi kesehatannya patut diapresiasi. Kejujurannya saja ya, yang lain tak usah.

Kedua, Tak peduli imam, gubernur atau rakyat jelata Corona tetaplah menular

Pelonggaran protokol kesehatan oleh pemerintah, kian cueknya masyarakat akan bahaya virus yang merenggut ratusan ribu nyawa tak membuat kita belajar. New Normal, Adaptasi Kebiasaan Baru atau apa pun istilah yang paling mudah dimengerti menguap saja. Tagar #IndonesiaTerserah juga tak pernah bermakna.

Virus Corona tak peduli profesi dan kedudukan anda. Apakah harus terinfeksi dulu baru kita mau sadar? Saya setuju dengan pendapat, "Bukan vaksin solusi atas pandemi Corona, melainkan disiplin dan pola hidup yang sama sekali baru."

Kenapa begitu? Pandemi ini berulang setiap periode waktu tertentu. Wabah Justinian di Roma pada abad ke-6, Black Death (1347-1351) di seluruh Eropa, Cacar di Benua Amerika (1492), Kolera di India (1961), Flu Spanyol (H1N1) pada 1918, SARS bermula dari Cina (2003) menyebar ke 26 negara, Flu Babi di AS (2009), dan Ebola di Afrika (2014). (kompas.com)

Kalau pun besok ditemukan vaksin dan Corona berhasil dikalahkan, kalau mentalitas kita tetap dengan kebiasaan lama, bakal datang pandemi-pandemi yang lain. Apalagi virus punya kemampuan mutasi yang sangat cepat, bisa dua kali dalam sebulan, melampaui kesadaran kita. (health.detik.com)

Ketiga, Minta warga yang kontak dengannya lakukan swab

Setelah mendapati hasil tes, Anies segera mengumumkan hal itu dan menghimbau setiap orang yang kontak dengannya melakukan tes usap. "Bagi siapa pun yang pernah bertemu saya dalam beberapa hari ini, silakan langsung hubungi puskesmas terdekat untuk menjalani tes usap..." tutur Anies dikutip dari kompas.com.

Tapi masih perlukah himbauan gubernur dituruti sedangkan dalam penegakan protokol kesehatan dianya saja melenceng? Atas dasar manis mulutnya, tidak. Demi kesehatan diri, keluarga dan bangsa, ya.

Begitulah, pembuktian bahwa virus Corona nyata oleh gubernur idaman DKI Jakarta beserta wakil hendaknya menjadikan kita makin bijaksana. Bijaksana memilih pemimpin, serta beraktivitas dengan protokol kesehatan.

Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun