Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semua Pelajaran Itu Mudah, Gurunya yang Bikin Susah

4 September 2020   12:38 Diperbarui: 4 September 2020   12:32 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar menulis kalimat deskripsi tentang teman, dokumentasi pribadi

Bahkan tanpa perlu mengetik, kita bisa memasukkan pesan di aplikasi komunikasi populer, WhatsApp, misalnya. Klik saja ikon mikrofon warna hitam (biasanya) di pojok kanan atas. Ucapkan kata yang Anda ingin kirimkan sebagai pesan kepada orang lain. Lebih canggih lagi, tak harus mengetik. Ada mikrofon di WA yang bisa mengirimkan pesan suara. Canggih, canggih! Ibu saya yang tuna aksara pun mendadak mahir berkirim pesan! Entah besok kecanggihan apa lagi yang membuat kita makin ketinggalan.

Fasilitas Google keyboard, tangkapan layar pribadi
Fasilitas Google keyboard, tangkapan layar pribadi

Terakhir, menurut para ahli, cara terampuh adalah praktik ngomong Inggris meski dengan kosakata terbatas itu. Practice makes perfect.

Sudah cukup? Belum. Ilmu setinggi apa pun jika tidak dipraktikkan bakal muspro, jadi pupuk pun tidak. Sekolah kami memberikan fasilitas—sekaligus tuntutan—agar para guru dan tenaga pendidik lanyah bertutur Inggris. English of the day, dilakukan tiap Jumat, 30 menit sebelum jam pulang kantor.

You know lah, Bahasa Inggris menjadi nilai jual sekolah kami. Guru-gurunya minimal tahu Bahasa Inggris, dong. Rekan-rekan guru jebolan Fakultas Bahasa Sastra jadi mentor pengajar guru lainnya. Saya senang, bisa belajar Bahasa Inggris dari ahlinya, GRATIS.

Pelajaran Berbahasa Indonesia saja susah, macam mana Bahasa Inggris? Berdasarkan pengalamanku di awal September, para mentor Bahasa Inggris jadi bukti bahwa semua pelajaran harusnya mudah. Yang ada adalah gurunya yang bikin susah (kayak guru Tematik, macam saya).

Kelas dibagi dua, yaitu kelas speaking dan grammar. Saya pilih yang kedua. Sang mentor membagikan selembar sticky note pada tiap “murid”. Kami diminta menulis satu kata Berbahasa Inggris yang sama dengan huruf pertama nama panggilan teman. Ini waktunya buka “gudang”. Contoh, Kiki kind (huruf awalnya “K”). Sendy smart (huruf awalnya “S”). Kami cekikikan sendiri dengan julukan teman. Kami guru lho ini. Pembukaan menarik, membuat kami lupa punya kosakata “sulit” dalam Bahasa Inggris.

Mentor meminta kami berkelompok berdua-dua dengan teman sebangku. Tiap kelompok diberi sejumlah stik yang sudah ditulisi kosakata Bahasa Inggris. Kami harus mengelompokkan kosakata menurut kata kerja, sifat, dan kata benda.

“Sebelum mencerna bermacam rumus dalam Bahasa Inggris, kita harus tahu membedakan kosakata menurut kelompoknya”, tutur sang mentor.

Mengelompokkan kosakata menggunakan media stik, dokumentasi pribadi
Mengelompokkan kosakata menggunakan media stik, dokumentasi pribadi

“Teman-teman, bagaimana cara membuat kalimat?” Guru yang baik tidak akan menyumbatkan semua pengetahuan di kepala murid. Ingat, ini abad-21. Minimal, ajukan satu pertanyaan tingkat tinggi yang jawabannya selain “Ya” atau “Tidak”. Begitulah cara murid memfungsikan otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun