Secara naluriah, dalam saat kritis kita saling berpelukan. Mengapa? Karena sentuhan fisik merupakan komunikator cinta yang sangat kuat. Dalam saat kritis, lebih dari apa pun, kita perlu merasa bahwa kita dicintai. Kita tidak bisa mengubah keadaan, tapi kita bisa mengatasinya jika kita merasa dikasihi.
Misalnya, kematian orang tua, kecelakaan mobil yang menewaskan ribuan orang, atau penyakit. Kekecewaan merupakan bagian dari kehidupan. Tindakan paling berarti yang bisa Anda lakukan untuk pasangan di saat kritis adalah mengasihinya. Jika bahasa kasih utamanya adalah sentuhan fisik, tidak ada yang lebih penting daripada memeluknya.
Selama tiga tahun Pete dan Patsy menikmati kencan-kencan yang ideal. Banyak kesamaman dalam yang "menakdirkan" mereka pasangan sempurna untuk menikah. Namun realita pernikahan tidaklah seindah masa berpacaran.
Bahasa kasih bagi Pete adalah sentuhan fisik, sedangkan bagi Patsy saat-saat mengesankan. Kurangnya intensitas Patsy menyentuh Pete membuatnya menjauh. Ada saat di mana saat Pete mencoba menyentuhnya, namun Patsy tidak menanggapi.
"Asumsi saya...karena kami sudah menikah, hal itu sekarang sudah tidak penting lagi", Patsy menerangkan. "Bukannya saya tidak menyukai menyentuhnya; hanya hal itu saya tidak anggap begitu penting. Menghabiskan waktu bersama saya, itulah yang saya anggap penting dan membuat saya merasa dicintai dan dihargai." Itulah yang menjadi penghalang ungkapan kasih di antara mereka. Butuh waktu lama bagi mereka menemukan akar masalah dan memperbaiki keadaan.
Dr. Chapman menambahkan, bukan seberapa cepat kita bisa mempelajarinya, tapi seberapa seksama kita mempelajari bahasa kasih pasangan.
Demikian, kita telah mempelajari lima bahasa kasih. Semoga ulasan saya sedikit membantu. Saya sangat merekomendasikan Anda membaca langsung buku ini. Berikutnya, belajar dan terus belajar berbicara dengan bahasa kasih pasangan. Tapi bagaimana saya bisa tahu?
Dikutip dari buku Lima Bahasa Kasih, Gary Chapman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H