Semua orang suka menerima hadiah. Anak-anak, remaja sampai orang tua, suka hadiah. Namun menerima hadiah belum tentu bahasa kasihnya.
Dalam kunjungannya ke Amerika Tengah, Dr. Chapman telah memeriksa pola-pola budaya di lingkungan cinta dan pernikahan, dan menemukan bahwa dalam tiap budaya, pemberian hadiah merupakan bagian dari proses cinta---pernikahan.
Setelah melewati beberapa minggu bersama, Dr. Chapman bersiap-siap meninggalkan pulau kecil di Dominika. Fred, sahabatnya, memberinya kenang-kenangan berupa tongkat bengkok empat belas inci yang diambilnya dari laut. Benda itu bukan saja kenangan tentang Dominika, melainkan suatu kenangan akan kasih.
Kehadiran fisik di saat kritis merupakan hadiah paling berharga yang Anda bisa berikan pada pasangan jika bahasa kasih utamanya adalah menerima hadiah
Hadiah bisa berarti seseorang memikirkan tentang kita. Pemberian itulah simbol pikiran, tak peduli apakah memerlukan pengeluaran uang atau cuma-cuma dari sekitar. Misalnya, para ibu merasa dikasihi saat anaknya memberinya bunga dari taman, meski sebenarnya mereka tidak ingin bunga itu dipetik. Sejak usia dini, anak-anak cenderung memberi hadiah kepada orang tua, yang bisa menjadi petunjuk bahwa memberi hadiah adalah dasar dari kasih sayang.
Hadiah juga merupakan simbol visual dari cinta. Itulah mengapa pada acara pernikahan ada acara saling memberi cincin. Bagi beberapa orang simbol itu sangat penting, tapi untuk sebagian lainnya tidak. Ada orang yang tidak pernah melepas cincin kawinnya, yang lain justru tidak pernah memakainya. Itu pertanda bahwa bahasa kasih yang utama bagi tiap orang berbeda.
Dari mana kita bisa mulai? Buatlah daftar pemberian yang membuat pasangan sangat bahagia di tahun-tahun awal yang Anda lewati bersama. Hadiah-hadiah itu mungkin ada yang Anda atau anggota keluarga berikan. Hal ini bisa memberi ide jenis-jenis pemberian yang akan dinikmati pasangan. Jika masih kesulitan, bisa minta pendapat dari anggota keluarga yang mengenal pasangan Anda.
Intinya, pilih hadiah yang membuat Anda nyaman waktu membeli, membuat atau menemukannya, hingga memberikan kepada pasangan. Tidak perlu menunggu momentum. Jika menerima hadiah adalah bahasa kasih yang utama bagi pasangan, apa pun yang Anda berikan akan diterima sebagai ungkapan cinta.
Memberi hadiah bisa diungkapkan dengan "Hadiah dan Uang". Untuk menjadi pemberi hadiah yang efektif, kita harus mengubah pola pikir terhadap uang. Sebagian kita bawaannya pemboros, merasa bahagia jika menghamburkan uang. Sebagian lainnya punya perspektif menabung dan berinvestasi. Kita merasa bahagia jika menabung dan menginvestasikan uang dengan bijak.
Jika Anda penabung, bakal ada perlawanan batin untuk mengeluarkan uang sebagai ungkapan cinta. Anda tidak membeli apa-apa untuk diri sendiri, mengapa harus membeli untuk orang lain---sekalipun pasangan Anda? Hal ini terjadi pada ayah saya. Maka terbentuklah citra "pecinta uang".