Berjuta tahun peradaban berdiri
Jutaan kali "ibu" membenteng sang mentari
Ribuan waktu alam menyelaraskan diri
Ke mana saja dikau, pujaan hati?
*
Kaum mamalia punya waktu bergurau
Bangsa flora tahu saat kemarau
Sang bintang terus berkilau
Aku bakal kalah kalau...
*
Bumi tak pernah lambat berotasi
Sang surya pasti bersinar esok hari,
tak perlu menunda buat kembali
Tapi dikau, kenapa tak mengabari?
*
Hampir dekade ketiga dan kau baru nampak
Sedang aku telah berkali-kali beranjak
Dan bisakah kau tebak?
*
Kita... terlambat sayang...
Saat manusia lain menambah laju
Melewatkan banyak tahap kalau perlu
Sedang kita tak kunjung bertemu
*
Manusia umumnya menganggap botol dan tutup
Tapi kurasa itu tak cukup
Kita bagai tulang punggung dan rusuk
Harus kembali pada tubuh untuk dipeluk
*
Saat lainnya dipusingkan hingar-bingar
Biarlah hati kita tegar
Ini tak semata dua keluarga besar
Tapi panggilan dengan beban yang besar
*
Biarlah kita tertinggal
Daripada nanti menyesal
Marilah beranjak meski jengkal per jengkal
Demi ikatan yang kekal
*
Sayang... kita mungkin terlambat
Tak mengapa karena semesta terlibat
Mengawal kita pada penolong yang tepat
*
Suatu refleksi menuju dekade tiga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H