Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bapak Brokenheart Berpulang, Sobat Ambyar Makin Ambyar

5 Mei 2020   11:47 Diperbarui: 5 Mei 2020   11:58 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Godfather saat berdendang, foto: KOMPAS.COM/ M LUKMAN PABRIYANTO

Dudu klambi anyar sing ning njero lemariku, nanging bojo anyar sing mbok pamerke ning aku...

Kaum milenial yang tak tahu bicara atau logat Bahasa Jawa pun mendadak gandrung melantun dalam bahasa ini. Bukan karena kursus (memangnya ada kursus Bahasa Jawa?), bukan demi menyambut raja agung yang hanya bisa berbahasa Jawa, bukan pula agar lolos ujian praktik Bahasa Jawa. Penggalan lirik salah satu lagu pe-campursari kebangaan bangsa ini mewakili nasib, lalu diresapi para milenial patah hati negeri ini.

Dalam dunia musik, menyanyi adalah pekerjaan keabadian. Sobat Ambyar harus merengkuh duka karena sang pujaan, Didi Kempot telah berpulang pada usia 53 tahun, hari ini pukul 7.30 WIB di Solo (kompas.com). Sobat Ambyar yang sebelumnya menangis bahagia saat berdendang, kini ambyar-byar karena pujaannya turun panggung.

Bisa jadi, hari ini akan diperingati sebagai Hari Patah Hati Nasional

Didi tak melupakan asal kelahirannya dengan menciptakan lagu Stasiun Balapan (1999), stasiun terbesar di Kota Solo. Bahkan mengukir kenangan akan pesona pantai terkenal di Jogja, pada lagu Parangtritis. Dari campursari, karir bermusik Didi Kempot terus memancar bagaikan mentari.

Pakde Donisius Prasetyo berhasil menjadi prasasti abadi bahwa dia sukses melintasi zaman dengan bermusik. Bahwa musik daerah harus digaungkan sampai ke negeri orang. 

Nyata bahwa nada yang dirangkai dari hati bisa menyentuh hati lain lintas ruang dan kalangan. Dari pemuda milenial sampai dewasa. Di jalanan hingga dapur rekaman. Dari lereng gunung sampai di atas panggung. Didi Kempot dan lagu-lagunya telah berakar di hati pengikutnya.

Sang Godfather rupanya anak berbakti, karena tak semua komposisi nada diperuntukkan bagi kekasih. Lagu Bapak, misalnya, mengungkapkan hormat dan kekaguman pada sang bapak atas jatuh bangunnya demi keluarga, tak mempedulikan raganya sendiri. "Bapak... bapak... tekadmu kuwi tak puji | Bapak... bapak... kowe koyo senopati | Senajan uwis tuwo nekat mempeng kerjo | Nyambut gawe kanggo nguripi kluargo"

Ada juga lagu bagi ibu. Menyuarakan kerinduan pada sang ibu yang lebih dulu berpulang meninggalkannya. "Ibu... wis kepenak panggonmu | Pancen wis pastine | Tak ikhlaske nggonmu ninggal aku... | Ibu... beninge toyo wudhu | Sing nentremke atiku | Sak ben eling kabeh ngendikanmu... | Ibu ora lali nyuwunku | Impenono aku..."

Dari banyak lagu bernuansa patah hati, tidak dilewatkannya perasaan kepada bapak dan ibu. Ini menjadi ekspresi kasih kepada orang tuanya. Pakde Didi diketahui berasal dari keluarga berada. Namun sejak muda bertekad ingin hidup mandiri, mengalahkan nasehat ayahnya agar cemerlang di sekolah.

Mewarisi darah senin ayahnya, alm. pelawak senior Ranto Edi Gudel, Didi tidak ingin numpang enak pada kakaknya Mamik Pondang yang sudah lebih dulu mengudara di dunia lawak Srimulat.

Didi ingin mengekor perjuangan kakaknya, memulai segala sesuatu dari nol. Tekadnya telah mengkristal menjadi komitmen dan kecintaan untuk terus berkarya di dunia musik.

Meski bernada patah hati, para korban asmara sedikit terobati dengan lagu-lagunya. Setidaknya mereka yang pernah tersakiti tidak terus-terusan merasa hidup tidak adil karena merasa sendirian. Terlebih pernah ada dan bakal bersama mereka sosok yang memperjuangkan perasaan dan nasib mereka melalui lagu.

Lagu Suket Teki (rumput teki) adalah citra dirinya yang selalu rendah hati, suka mengalah meski hatinya dibuat gundah. "Aku tak sing ngalah, trimo mundur, timbang loro ati... | Tak oyako wong kowe wis lali, ora bakal bali..." Siapa yang tidak tersayat mengalunkan lagu ini. Niat baik "menanam padi" yang tumbuh justru "rumput teki". Hati si penanam padi tetap ikhlas.

Seberapa banyak sobat ambyar yang tahu bahwa Didi Kempot mengawali karir musiknya sebagai pengamen? Justru sesama pengamen di Jakartalah yang memopulerkan lagu-lagunya yang indah. Seberapa jauh Sobat Ambyar tahu bahwa Didi pernah tampil sampai ke Suriname atas ajakan Is Haryanto, sekaligus menghibur para TKI yang meraup rupiah di sana.

Tahukah Sobat Ambyar bahwa tahun 2008, Didi Kempot pernah silang pendapat dengan kelompok kesenian di Solo yang menganggap musik daerah tidak akan bisa berkembang.

Buktinya, Didi bisa melejit dengan musik daerah sampai akhir menutup mata. Ada banyak teladan hidup yang bisa dipetik dari sang legendaris campursari ini.

Kehidupan pribadinya Alm. Suami dari Yan Vellia ini juga jauh dari popularitas. Hingga tutup usia, banyak penggemarnya yang tidak tahu siapa istri dari penyanyi kondang ini. Meski sudah tenar, Pakde Didi tidak pernah ingin publik menyoroti keluarganya. Siapa sangka, sang istri juga seorang penyanyi asal Semarang. (jateng.idntimes.com)

Yan Vellia, istri Didi Kempot yang jarang diekspos, foto: instagram/yanvellia_dkmanagement via IDNTIMESJATENG
Yan Vellia, istri Didi Kempot yang jarang diekspos, foto: instagram/yanvellia_dkmanagement via IDNTIMESJATENG

Meski bergelar Godfather of Brokenheart, tapi dalam kehidupan nyata Didi punya keluarga yang ayem tanpa mengumbarnya di media. Mereka hampir tidak pernah foto berdua. Lebih jauh, hingga sekarang tak ada yang tahu, siapa anaknya. 

Luar biasa! Inilah teladan seorang lelaki sejati penuh komitmen, bisa menjaga profesionalitas pekerjaan dengan privasi keluarga. Karir laris, keluarga pun tetap harmonis.

Sobat Ambyar boleh berduka, namun lagu-lagu Sang Godfather kan terus menggelora dalam diri kaum patah hati di segala zaman.

Selamat jalan Pakde, Om, Bapak Loro Ati Nasional, Bapak Patah Hati Indonesia, Lord Didi, Godfather of Brokenheart Didi Kempot! Sampai jumpa di keabadian!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun