Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Paskah yang Sejati

13 April 2020   17:51 Diperbarui: 13 April 2020   17:51 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada juga aturan bagaimana mereka makan. Pingganggnya berikat, kakinya berkasut dan dengan tongkat di tangan. Suatu kondisi siaga untuk melakukan perjalanan. Mereka harus memakan daging itu dengan segera.

Darah pada tiang pintu rumah itulah yang menjadi tanda, rumah mereka tidak akan terkena tulah/ wabah. Saat tulah itu menimpa, semua anak sulung---baik manusia maupun hewan---di Mesir mati. Semuanya, tanpa terkecuali. Sedangkan tidak ada satu pun kematian anak sulung di antara orang Israel. Dengan cara demikian, Firaun yang keras hatinya baru mau melepas Bangsa Israel pergi. Itulah Paskah bagi Tuhan.

Bagaimana umat Nasrani modern memaknai Paskah?

Di Indonesia khususnya, Paskah lazim dirayakan dengan mencari, dan menghias telur. Tapi kegiatan tersebut diperuntukkan bagi anak-anak.

Bukan telurnya yang pokok. Makna yang tidak boleh dikurangi atau diganti adalah peristiwa pembebasan.

Secara fundamental manusia masih hidup di dalam perbudakan, yaitu kuasa dosa. Akibatnya hidup manusia menderita, sengsara, dan tidak menemukan damai sejahtera meski ada kenikmatan yang ditawarkan di muka. Melihat kembali pada momen pembebasan sebelum Masehi, Paskah harus dimaknai dengan benar. Memang tidak perlu mengorbankan anak domba atau kambing jantan, karena harga itu sudah dibayar lunas oleh kematian Yesus di atas kayu salib.

Untuk meresponi anugerah tersebut, orang yang percaya perlu mengambil komitmen melalui peristiwa baptisan, suatu simbol seseorang telah mati bagi dosa, dikuburkan, dan dibangkitkan oleh kuasa Yesus lalu hidup dalam anugerah keselamatan. Satu lagi upacara yang esensial adalah perjamuan kudus. Dalam perjamuan ini, umat Nasrani memakan roti---lambang tubuh Yesus, dan meminum anggur---lambang darah Yesus untuk memperingati pengorbananNya.

Demikianlah makna sejati dari Paskah. Meski di tengah pandemi dan kondisi serba tidak menentu seperti sekarang, kiranya kita tidak kehilangan makna agung tersebut. Selama hati dan pikiran kita tetap berfokus pada Tuhan, maka dosa, virus atau kuasa mana pun takkan sanggup membelenggu kita. Karena kita telah ditebus oleh darah Kristus. Kita pun bebas. Bersoraklah!

Selamat Paskah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun