Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku "Guru Aini"

25 Maret 2020   09:22 Diperbarui: 25 Maret 2020   11:55 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gegara Bu Marlis, membuat Desi ngotot ingin menjadi guru matematika. Diyakinkannya bahwa dia takkan menjadi kaya maupun mendapat kesenangan menjadi guru, namun akan sangat bahagia. Guru Marlis ini tak masuk kriteria guru yang baik, guru yang lebih baik atau guru terbaik. Melebihi daftar itu, Bu Marlis-lah pemberi inspirasi bagi Desi.

Setelah lebih dari 6 hari 6 malam berganti angkutan kecil-angkutan besar-kapal barang, meniti daratan, membelah lautan, tibalah Desi di Ketumbi. Apa pun yang tak membunuhnya, akan membuatnya makin kuat. Sepatu olahraga garis merah pemberian sang ayah, simbol sumpahnya buat menemukan anak genius matematika seperti dirinya. Di kampung paling pelosok sekalipun, tersembunyi si genius itu. Begitulah keyakinan Desi.

Benar saja, tersebutlah Debut Awaludin, murid paling tokcer otaknya melahap rumus-rumus matematika. Namun, satu tabiat dengan Guru Desi, Debut justru mengkhianati kecerdasannya demi bergabung dengan Rombongan 9.

Sebagai gantinya,

Nuraini bin Syafrudin yang menolak berteman dengan kebodohan, yang tinggal kelas gegara 7 bulan absen merawat ayahnya, yang termotivasi menjadi dokter demi mengobati sang ayah

yang penyakitnya tak diketahui dukun paling sakti di pulau seberang sekalipun, pamit dari kelas Guru Tabah untuk mendaftarkan diri menjadi murid Guru Desi.

Satu hal aku pelajari dari Aini. Kegigihannya sulit dibedakan dengan tindakan gila tanda putus asa. Dikumpulkannya soal-soal ulangan matematika dari murid kelas 2 yang saat kelas 1 berada di kelas Guru Desi. Ektrem, dihafalkannya soal-soal dan jawabannya! Menghafal matematika tanpa memahaminya adalah tindakan konyol, mengkhianati matematika, mengecewakan menteri pendidikan, brutal, dan gila.

Drama berlangsung pelik saat Aini dengan segala macam pendekatan tak bisa ditolong, macam matematika ogah padanya. Kalkulus! Itulah sorak "eureka" Guru Desi menemukan genius matematika yang didambanya selama ini. Dengan demikian, konstanta a Guru(nya) Aini terpenuhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun