3. Praktis tapi bernas
Anda adalah kristalisasi keyakinan para visioner bahwa muda tak mesti bau kencur. Siapa yang tidak membutuhkan transportasi cepat, mudah, murah di era sekarang ini. Dari seret jadi cepet. Bermula pingiran, berlanjut metropolitan. Cerdas. Tak mengapa jika dunia ngotot menyangkal anda.
Kiranya citra pendidikan yang alot, lambat, kuno juga bisa anda dandadi citranya. Sesuai janji anda, bahwa anda punya ide mengintegrasikan sekolah dengan dunia nyata. Maka seharusnya sekolah menjadi lebih menyenangkan, lebih dirindukan, lebih menarik daripada perangkat genggam yang tak ada artinya tanpa power bank dan akses internet.
Saya yakin, kecerdasan anda bisa meringkas banyak birokrasi.
Sebelum menasionalisasi ujian atau produk serupa, ingatkah anda bahwa di Papua tidak ada sawah, di Gili Beleq para muridnya harus berganti naik perahu pergi pulang sekolah.
Jalan anda ke depan harusnya lebih mulus, karena pimpinan anda telah membuka akses bebas hambatan. Kiranya tak ada lagi tragedi murid atau guru tenggelam karena melawan derasnya arus sungai. Semoga tak ada lagi kisah atap sekolah bocor. Berharap tak ada lagi cerita guru honorer yang puluhan tahun mengabdi tak diangkat.
Saya bukan lulusan PGSD tapi diberi porsi mengajar SD. Tak linear, mirip nasib anda, pak menteri. Tapi dukungan saya pada anda melampaui sekat itu. Saya sudah amat was-was. Jangan-jangan, nanti semua administrasi: silabus, prota-promes, lesson plan, lembar kerja, daftar nilai, bahkan ujiannya berbasis elektronik.
Berikutnya pabrik kertas, lalu produsen soal UN gulung tikar gara-gara anda. Anda juga berpotensi menciptakan musim pensiun dini bagi generasi guru-guru saya, karena semua tugas mentransfer pengetahuan telah digantikan oleh Google, Youtube dan e-journal. Apapun, itu dampak yang harus diterima demi beriringan dengan percepatan dunia. Begitu 'kan, pak menteri?
Pesan terakhir, eh, maksudnya poin terakhir saya.
Jika nanti anda bertemu mafia di jajaran pendidikan pak, semoga anda tetap menjadi diri anda yang berani, lurus, kreatif, dan terus berinovasi.
Para ojeg dan taksi konvensional wajib tahu, siapa yang harusnya diikuti dalam tuntutan zaman.