Di reflection book-nya*2), Jacey mengungkapkan kepuasannya "Yeah, I finish my horse!"
Apakah menurut anda bagian ini penting? Rasanya tidak, karena tidak masuk Ujian Nasional. Bagi saya,
Kemampuan memecahkan masalah lebih penting, melampaui skor dalam ujian
Dua tahun pengalaman saya menjadi guru, pertama kali mengalami K13; barulah saya bisa membuktikan bahwa kognitif bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan. Dari hal-hal di luar kotak, saya bisa menilai kemampuan murid meski tak selalu bisa diukur dengan angka.
Beruntungnya, banyaknya ide di kepala saya berjodoh dengan konsep tematik yang merestui guru melakukan bermacam model dan kegiatan dalam pembelajaran. Tidak ingin angkuh menganggap diri pintar, saya memang suka melakukan eksplorasi dalam pembelajaran. Saya akan berusaha menggunakan berbagai metode demi memfasilitasi murid-murid belajar dengan gayanya masing-masing.
K13 mungkin bukan kurikulum paling sempurna, namun dari tahun ke tahun, pemerintah kita berusaha melakukan pembaruan. Sesuatu yang baru tentu tak luput dari perbaikan-perbaikan. Kedua, pembaruan yang ada hendaknya disesuaikan dengan budaya bangsa yang sangat beragam. Jangan sampai kita latah, menyebabkan karakter bangsa luntur digantikan budaya global. Ketiga, baik guru maupun orang tua hendaknya tidak menghakimi anak dengan angka rapor. Ada banyak kemampuan yang harus diasah dengan bermacam model pembelajaran, apapun kurikulumnya.
Bagaimana dengan anda? Asikkah K13?
_____________________________
*1) Sekolah kami memiliki web khusus untuk berbagi materi. Bagian IT akan mengunggah materi dan jadwal bulanan setiap bulan, orang tua akan mengunduh lalu mencetaknya untuk anaknya.
*2) Ciri khas lain sekolah kami, setiap anak wajib menuliskan refleksi di buku khusus dari setiap pelajaran, setiap hari. Buku ini akan dicek, dikomentari dan ditandatangani oleh wali kelas dan orang tua.