Selain kematian yang dia ingin dan tunggu.
Di atas langit burung Nasar, pemankan bangkai menyaru.
Kini baru kuyakin dan rasakan atas kuasa cinta yang besar.
Jam demi jam serupa nyala api yang cepat membakar.
Hei sang pengayuh, jika kamu mati, akankah ada dua bola mata dua angsa yang menangisi.
Nasib baik dan buruk bagai budak di tangan para kekasih.
Akhirnya, harus ada yang menghabisi. Dengan pedang sendiri aku memutus nadi.
Cara mati yang megah dalam tiap gubahan Bach.
Â
(2017)
Puisi ini dimuat dalam Buku Puisi Tunggal "Blue Rhapsody"