Mohon tunggu...
Wans Sabang
Wans Sabang Mohon Tunggu... Administrasi - anak hilang

Jejak Literasi: Puisi-puisinya pernah dimuat di Koran Sastra Dinamika (Lampung), Radar Bekasi (Bekasi), Buletin Jejak (Majalah Sastra, Bekasi), Buletin Kanal (Majalah Sastra, Semarang) dan Linikini (Tayangan Macro Ad di Commuterline), Koran Jawa Pos dan Koran Tempo.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Apa Air Mata?

18 November 2013   11:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:00 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk  Apa Air Mata?

jika tanpa kesedihan

Kesedihan
jika tanpa kesadaran

Kesadaran
jika tanpa perubahan

Perubahan
Jika tanpa kesejahteraan

Kesejahteraan
jika tanpa keadilan

Keadilan
Jika tanpa kasih sayang

Untuk apa airmata anak-anak yang terlantar di pinggir jalan, pengamen-pengamen cilik dipersimpangan lampu merah, anak-anak korban kekerasan dan seksual, kaum miskin ibu kota yang terpinggirkan, masyarakat tani dan nelayan yang ditelantarkan, kaum buruh yang menyerahkan hidup  sepenuhnya pada nasib?

Untuk apa?

Ini bukan puisi!

Bukan sinetron atau infotainment!

Ini Indonesia!

Lantas, untuk apa semua?

“Hei, ini bukan permainan sejuta tanya!"

"Atau hati nurani tuan kah yang telah mati?”

Bogor, GJL,18012011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun