Mohon tunggu...
Wans Sabang
Wans Sabang Mohon Tunggu... Administrasi - anak hilang

Jejak Literasi: Puisi-puisinya pernah dimuat di Koran Sastra Dinamika (Lampung), Radar Bekasi (Bekasi), Buletin Jejak (Majalah Sastra, Bekasi), Buletin Kanal (Majalah Sastra, Semarang) dan Linikini (Tayangan Macro Ad di Commuterline), Koran Jawa Pos dan Koran Tempo.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Stasiun Terakhir

10 Desember 2012   13:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:53 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kutunggu saja kereta keranda sang penjemput.

dibangku panjang stasiun terakhir.

Berharap,ini bukan penantian melelahkan.


Tuhan,

Jangan Kau tanya tentang rindu.

Surat-surat cinta-Mu t'lah kubaca habis.

Jangan Kau tanya tentang hikmah.

Yang aku tahu, dari tiada aku pun kembali tiada.


Kau bilang perjalananku masih panjang,

dalam kurun waktu cahaya...

seperti saat Kau cipta semesta lalu kemudian Kau lebur kembali hanya dengan sebuah ledakan maha dahsyat.


Ruh ku menunggu dalam temaram cahaya-Mu.

Peluit sangkakala bangunkan tidur panjangku.

Seperti terbangun dari mimpi saja, lalu kemudian aku, Kau berangkatkan...


*****


Stasiun Terakhir, 091212

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun