Sudah terlalu banyak nikmat yang Dia beri tanpa ku pinta... Bukankah udara yang ku hirup ini adalah pemberian-Nya?. Bukankah air yang membasahi kerongkonganku adalah pemberian-Nya juga?.
Mata ku yang hampir rabun ini bisa memandang indah nya dunia, semata-mata karena cinta-Nya kan?.
Telinga ku masih tajam mendengar gemuruh angin kala ia marah dan juga sepoi angin bertiup mengusap lembut gurun ini, semua nikmat tak terhitung itu karena cinta-Nya juga kan?.
Apa beda petaka dan nikmat?. Seperti dua sisi mata uang.
Apapun yang mendekatkan diriku kepada-Nya adalah nikmat-Nya.
Dan apapun yang menjauhkan dan melupakan diriku kepada-Nya adalah sesungguhnya itulah petaka!.
Luka mengelupas mengeluarkan darah hitam bercampur nanah. Bau busuk beraroma anyir. Perih ngilu di sekujur tubuh tak seberapa sakitnya dibandingkan saat keluarga, sanak saudara dan handai tolan,satu persatu pergi menjauhi Ayub.
"Ma'afkan mereka Tuhan... Ma'afkan mereka!. Karena sesungguhnya mata mereka buta akan karunia-Mu... ."