Mohon tunggu...
Wans Sabang
Wans Sabang Mohon Tunggu... Administrasi - anak hilang

Jejak Literasi: Puisi-puisinya pernah dimuat di Koran Sastra Dinamika (Lampung), Radar Bekasi (Bekasi), Buletin Jejak (Majalah Sastra, Bekasi), Buletin Kanal (Majalah Sastra, Semarang) dan Linikini (Tayangan Macro Ad di Commuterline), Koran Jawa Pos dan Koran Tempo.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Demi Waktu

3 Desember 2012   02:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:16 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wal ashri ... (1)

demi detik-detik yang terus mengalir tak kembali.

Wal ashri ...

demi detak-detak jantung yang terus menerus berpacu.

Adakah kita yang bisa melumpuhkan waktu?.

Seolah t'lah kita bunuh padahal ia tak berjantung tak berdetak.

Adakah kita yang bisa mengakali waktu?.

Seolah t'lah kita permainkan padahal kita lah budaknya.

Detik demi detik hanyalah bagaimana cara kita men-dimensikan waktu.

Tahun abad purba semesta ada dan tiada hanyalah bagaimana cara kita me-mikro makro kosmos kan waktu.

Dan demi waktu ... pada hakekatnya kita terus menerus merugi, di cengkeram waktu di lumat waktu di telan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun