Mohon tunggu...
Wans Sabang
Wans Sabang Mohon Tunggu... Administrasi - anak hilang

Jejak Literasi: Puisi-puisinya pernah dimuat di Koran Sastra Dinamika (Lampung), Radar Bekasi (Bekasi), Buletin Jejak (Majalah Sastra, Bekasi), Buletin Kanal (Majalah Sastra, Semarang) dan Linikini (Tayangan Macro Ad di Commuterline), Koran Jawa Pos dan Koran Tempo.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tersangkanya Cantik-cantik dan Menggemaskan

8 Maret 2012   19:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:20 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak pesimis terhadap upaya-upaya pemerintah dalam proses penegakan hukum, khususnya pada upaya untuk memerangi korupsi di negeri ini?. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada sistem peradilan bukanlah hal yang mudah. Terlanjur melekat kuat stempel “negara koruptor” di hati masyarakat.

“Kasihan ya, maling, jambret, penodong dan copet yang melakukan kejahatan karena faktor tekanan ekonomi, tetap harus mempertanggung jawabkan kejahatannya, terkadang sampai kehilangan nyawanya karena hukum yang diterapkan kepada mereka adalah hukum jalanan.” Begitu sebagian komentar orang terhadap sistem peradilan di negeri kita. “Sedangkan para koruptor, bisa tinggal di tahanan dengan fasilitas hotel berbintang dan segala kemudahan-kemudahannya asal...... .”

Ada komentar yang lebih seram lagi. “Karena negara ini adalah negara koruptor maka negara selalu lebih berpihak pada koruptor dari pada maling ‘kere. “

Sesuatu yang mencolok mata, ketika kita lihat adanya perlakuan yang berbeda terhadap maling ‘kere (remaja pencuri sendal jepit, nenek-nenek pencuri piring, nenek-nenek pencuri kapuk, dll) dengan para tersangka koruptor. Perlakuan yang berbeda itu, apakah karena penampilan maling ‘kere yang terkesan kumuh, dekil, bau dan ‘gak modis?. Beda sekali, dengan penampilan para tersangka koruptor yang sedang marak-maraknya di tampilkan di televisi. Cantik-cantik dan menggemaskan.

Misalnya saja Angelina Sondakh, dengan rambut di kuncir dan mengenakan rok selutut, terlihat cantik dan menggemaskan. Angelina Sondakh yang lahir di Australia, pada tanggal 28 Desember 1977, karena kecantikannya terpilih sebagai Puteri Indonesia 2001 asal Sulawesi Utara. Kiprahnya di bidang politik pun berjalan mulus, pada Pemilu 2004, berhasil terpilih sebagai Anggota DPR RI dari partai Demokrat.

Bukan hanya tim pengacara Nazarudin yang dibikin gemas oleh Angelina Sondakh. Seluruh masyarakat yang menonton aktingnya Angelina Sondakh pun dibikin gemas saat ia memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus suap proyek Wisma Atlet.

Tidak kuat menahan dinginnya lantai RUTAN Pondok Bambu. Nunun Nurbaeti tersangka kasus suap cek pelawat melalui dokter pribadinya, lebih memilih istirahat di ruangan yang lebih sejuk di rumah sakit MMC, Jakarta dari pada harus tidur di lantai dan berdesak-desakan dengan para tahanan lainnya.

Sebelum Nunun menjadi penghuni RUTAN, Siapa yang tidak mengenal Nunun di kalalangan kehidupan sosialita Jakarta?.Penampilan Nunun Nurbaeti yang selalu menarik perhatian, fashionable, walaupun sudah tidak muda lagi, Nunun adalah seorang yang berpenampilan sempurna dengan fashion ber-merk nya ketika ia menghadiri acara-acara dikalangan koleganya.

Nunun yang selalu tampil cantik, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam pemberian cek pelawat sebanyak 480 lembar dengan nilai Rp 24 miliar ke sejumlah anggota DPR RI periode 1999-2004 dengan tujuan agar anggota DPR yang telah disuap itu untuk memenangkan Miranda S. Gultom sebagai Deputi Gubernur Senior BI tahun 20014.

Setelah dijadikan tersangka, masyarakat gemas melihat Nunun dengan mudahnya bisa buron ke luar negeri. Dan lebih gemas lagi melihat kinerja polisi yang dinilai tidak berniat untuk menangkap Nunun. Lambatnya pengejaran dan penangkapan Nunun, merupakan bukti buruknya kinerja polisi, hal ini bisa saja terkait karena suami Nunun yang mantan Wakapolri.

Tersangka yang cantik-cantik dan menggemaskan ini bukan hanya berasal dari tindak pidana korupsi saja, juga berasal dari tindak pidana lainnya yang melibatkan uang dalam jumlah besar seperti Malinda Dee, tersangka penggelapan rekening nasabah Citibank, selalu tampil cantik, harum, glamour dan dikerubuti para wartawan baik media cetak maupun televisi, persis seperti selebriti saja.

Antara bumi dan langit, ketika masyarakat melihat maling motor dibakar, pencuri sendal jepit disiksa dan mati di ruang tahanan, dan masih banyak lagi potret kusam wajah penegakkan hukum di negeri kita. Wajar, kalau mayoritas masyarakat akhirnya berkomentar. “Saya tidak akan percaya lagi kalau ada calon pejabat yang teriak-teriak anti korupsi!, padahal maling teriak maling.”

(WS@GJL, 090312)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun