Gelar itu pernah di lontarkan oleh Kompasianer lainnya, ketika memposting tulisan sekitar jam 01:30 dini hari.
Gelar itu memang pantas ku sandang. Layaknya seorang penulis prof atau wartawan senior yang karya tulis nya dikejar dead line. Tanpa mengenal lelah terus saja ku kejar sebuah tulisan yang begitu menghanyutkan aku, hingga aku lupa waktu. Persoalan management waktu memang masih melekat di diriku.
Apa artinya lelah dan apa peduli nya udara dingin yang menusuk tulang?. Bukan demi popularitas dan juga bukan demi uang, semua ku lakukan hanya untuk mendapatkan gelar kompasianer Kalong. Sebuah gelar yang sudah cukup membuatku terkesan.
Selamat malam menjelang pagi, selamat dini hari, selamat bergadang, selamat suntuk, selamat ditemani joint kopi, joint rokok dan camilan, teman-temanku para Kompasianer Kalong.
Selamat berkarya, demi apa ?. Demi ke asyikan yang mengasyikkan atau demi kehausan yang menghauskan jiwa kita. Satu demi satu hurup diketik, hingga menjadi sebuah kata, sebuah kalimat, sebuah karya tulis, demi sebuah dahaga yang tak pernah terpuaskan.
To : Para Kompasianer Kalong
Selamat malam menjelang pagi ...
Ayo !, Jangan sampai karya-karyamu di dahului kokok ayam ... dan di plagiat oleh embun.
Ejakulasikan karya-karyamu, hingga Klimaks kan menina bobokan mu dengan dongeng-dongeng "kesempurnaan".
Dan kau pun kan terlelap dengan mimpi tentang betapa gagahnya seorang pahlawan ...
Bekasi, 6 September 2010
Wans Sabang