Mohon tunggu...
Wans Sabang
Wans Sabang Mohon Tunggu... Administrasi - anak hilang

Jejak Literasi: Puisi-puisinya pernah dimuat di Koran Sastra Dinamika (Lampung), Radar Bekasi (Bekasi), Buletin Jejak (Majalah Sastra, Bekasi), Buletin Kanal (Majalah Sastra, Semarang) dan Linikini (Tayangan Macro Ad di Commuterline), Koran Jawa Pos dan Koran Tempo.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pepesan Kosong (Benar-benar Pepesan Kosong)

24 Agustus 2010   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

saat bintang jatuh

kuda kuda liar

dikejar bayang

dan kegilaan

saat bintang jatuh

napsu di kekang

tinggal hasrat

dan kesakitan

saat bintang jatuh

langit hilang

ditelan gelap

dan kematian

saat bintang jatuh

kuda kuda liar

dikekang cahaya bulan

dan remuk redam

saat bintang jatuh,

perih

sendiri

menggigil, dilumuti sepi

dan itu

bukanlah ilusi ...

(bukanlah ilusi, 9 April 1994)

Sebelum menulis puisi hari ini. Aku telah membaca dua puisi rekanku di KOMPASIANA milik SANTOSA SAJA dan ERLINDA.

Dan aku pun telah membalas nya dengan komen puisiku pula, gak tau nyambung atau gak ?. Yang penting aku terhibur.

Hehehe ... asyiknya berpuisi ria ....

Inilah sebuah komen puisi yang aku kirim untuk : “Menalar Rindu” nya : SANTOSA SAJA

pagi-pagi bikin puisi

berarti hati tak lagi sedih …

siang-siang bikin puisi

hati riang jadi meriang

petang-petang bikin puisi

rindu yang ku tanak tak matang-matang

malam-malam bikin puisi

jangan kau buat hatiku kelam

Dan ini komen puisi yang ku kirim untuk : “Puisi Salju Beku & Satu Bunga” nya : ERLINDA

matahari
masih bermimpi
bulan di pinang menjadi istri

matahari
pucat pasi
di pagi ini bulan tak jadi datang kemari

bulan
ingkar janji
meninggalkan matahari seribu teka teki…

Hehehe, pokok nya lagi asyik berpuisi ria … dengan spontan menjawab puisi dengan puisi , kata-kata yang begitu saja terlintas di otakku yang SUMPEK seperti lalu lalangnya .lalu lintas alam semesta.

Dari pada SUMPEK terus… ngomongin’ Korupsi (baca : Pemberantasan Korupsi di Indonesia) sama saja dengan ngomongin’ PEPESAN KOSONG.

Benar-benar "PEPESAN KOSONG".

Bogor, 23 Agustus 2010

Wans_Sabang

Rintik hujan di sore hari,

Apakah rintik ini benar-benar air mata ibu pertiwi ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun