Apa arti sebuah kemerdekaan buat bapak ibu kami?.
jika lorong-lorong yang becek, gang-gang kampung tempat tinggal bapak ibu kami pun sudah disulap developer menjadi beberapa apartemen mewah yang jelas-jelas bukan untuk orang-orang seperti kami,
Thamrin, Sudirman dan Rasuna Said, kini bukanlah nama-nama pahlawan, kesaktian nama-nama itu pun mereka tukar menjadi nama sebuah kawasan segi tiga emas, ya emas buat mereka tapi tidak untuk orang semacam bapa ibu kami,
Bapak ibu kami saksi sejarah Indonesia merdeka, kini mereka semakin terpinggirkan, tinggal di pinggiran kota yang sumpek, berhimpitan dengan pabrik-pabrik yang membuang limbahnya sembarangan.
Rapat raksasa di lapangan IKADA, gegap gempita rakyat-rakyat berteriak : Merdeka !, Soekarno Hatta dan tokoh-tokoh pergerakan lainnya penuh semangat dan kebanggan dalam merayakan 1 bulan Indonesia merdeka, kini tinggal kenangan-kenangan usang yang selalu bapak ibu ceritakan pada kami.
Merdeka, Merdeka, Merdeka, cuma euforia saat itu.
Apa arti sebuah kemerdekaan buat bapak ibu kami ?. Hanya sebuah kebanggan semu kah?, jika hidup mereka selalu di jajah oleh kemiskinan dan kemelaratan.
Apa arti sebuah kemerdekaan buat kami ?. Kami pun akan terjerembab ke dalam lubang yang sama seperti bapa ibu kami jika kami pun hanya memiliki semangat kemerdekaan yang telah usang itu.
Apa arti sebuah kemerdekaan buat kami ?. Jika kami pun tidak memiliki kemerdekaan finansial seperti bapak ibu kami. Jangan pernah berharap merdeka karena kami akan selalu di jajah oleh kemiskinan dan kemelaratan yang terus berulang.
Berdasarkan pemikiran itu lah maka kami, anak-anak nya mendefinisikan kemerdekaan kami sendiri.
Kemerdekaan sesungguhnya buat kami adalah kemerdekaan secara finansial.
Bukan hanya dengan keuletan, kesabaran dan kerja keras dalam mencari uang saja, Tapi akal pikiran, pengetahuan tentang bagaimana cara nya uang bisa bekerja untuk kami, pertemanan dan jaringan sosial lainnya kami upayakan untuk meningkatkan pendapatan kami.
Memang kemerdekaan bukanlah hadiah. Begitu pun menurut kami, kemerdekaan atau kemerdekaan finansial adalah sesuatu yang harus diperjuangkan terus menerus dengan segala daya dan upaya yang kami miliki.
Bapak ibu di surga, Sesungguhnya tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah akhir dari perjuangan bangsa ini. Kami ma'afkan kekeliruan pemahaman bapak ibu karena telah terbius oleh euforia kemerdekaan.
Tanggal 17 agustus 1945 adalah awal dari perjuangan kami yang tiada akhir, melawan kemiskinan dan kebodohan dengan memerdekakan diri secara finansial, karena kami tidak ingin di jajah oleh bangsa sendiri.
Cibitung, Bekasi, 16 Agustus 2010
wans_sabang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H