Mohon tunggu...
Wanti Simanjuntak
Wanti Simanjuntak Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya Wanti Simanjuntak, M.Pd, seorang Widyaiswara dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) bidang Bangunan dan Listrik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Organisasi pada Masa Transisi Akibat Perubahan

23 Desember 2014   17:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:38 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap perubahan selalu membawa nilai-nilai baru. Nilai - nilai baru itu dapat di bawa oleh generasi baru yang masuk belakangan dalam sebuah organisasi, namun dapat juga dibentuk oleh keadaan (yang berasal dari luar organisasi) terhadap karyawan/pegawai yang sudah lebih dulu berada dalam organisasi. Seringkali nilai-nilai itu tidak selalu sama dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi. Ia bisa masuk begitu saja tanpa disadari oleh kebanyakan orang dalam organisasi.

Sering dikatakan nilai-nilai yang dianut suatu institusi mengalami evolusi. Misalnya saja, sebuah surat kabar yang didirikan pada masa-masa Indonesia sulit, menganut nilai-nilai (karakter) perjuangan seperti kejujuran, kerendahan hati, kesetiakawanan social, dan kesedrhanaan. Tetapi 30 tahun kemudian, ketika iklim bisnis di Indonesia berubah menjadi sagat kempetitif dan terbuka, niali-nilai yang dianut para manajer, wartawan, dan karyawannya bias berubah menjadi lebih berorientasi sebagai bisnis (pers idustri), agresif, high profile, dan otonom.Demikian juga dengan dunia pendidikan, yang semula berawal pada kesederhanaan, terpusat pada guru, dan subsidi pemerintah. Suatu keyika dunia pendidikan berubah menjadi kegiatan usaha komersial, nonsubsidi, berpusat pada pelayanan (customer), dan cenderung mengedepankan persaingan. Di lembaga pemerintahan, kita juga melihat adanya tuntutan peralihan peran pemerintah dari sekedar sebagai regulator dan bersikap birokratik menjadi pelayanan masyarakat yang mengedepankan kesejahteraan dan pengelolaan yang berbasiskan kewirausahaan (inovatif, kreatif, dan terbuka terhadap kemajuan).

Manajemen perubahan, suka atau tidak suka, harus menyentuh transformasi nilai-nilai. Tanpa menyentuh dan melakukan transformasi nilai-nilai, manusia-manusia dalam suatu institusi akan tetap melakukan hal-hal sama dengan cara-cara sama seperti yang di lakukan di masa lalu. Bahkan, lebih dari itu, perubahan akan ditumpangi oleh nilai-nilai baru yang sama sekali tidak dikehendaki.

Tabel 1.1 Perubahan dan Nilai-nilai Baru yang Tidak Dikehendaki

Institusi

Tuntutan Peran Baru

Nilai-Nilai Ikutan yang Tidak Dikehendaki

Bisnis (Perusahaan)

Daya saing (Competitivenses)

-Materialisme, Manipulatif (rekayasa informasi dan keuangan)

-Perilaku (eksekutif) yang kurang loyal

-Ketidakpercayaan

Pemerintahan

-Efisiensi

-Pelayanan

-Keterbukaan

-Kewirausahaan

-otonomi

-Self Interest

-Korupsi

-Kedaerahan

-Kekuasaan

Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun