Filsafat Pendidikan Progresivisme beserta Para Tokohnya

Assalamualaikum temen-temen... 

Bertemu lagi dengan saya wansely Hidayatur Rohma, gimana kabar temen-temen pasti sehat semua kan, semoga diberi kesehatan selaluu ya temen-temen aamiin.. 

Baik disini saya akan membahas sebuah materi yang berjudul "filsafat pendidikan progresivisme beserta para tokoh-tokohnya" temen-temen tau gak apaa itu progresivisme? 

Langsung saja inii dia pengertian dari progresivisme:

1. Temen-temen Progresivisme ituu berasal dari sebuah kata progres yang mempunyai sebuah arti (kemajuan). Dan secara harfiah aliran progresivisme inii dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan sebuah Kemajuan-kemajuan secara pesat atau cepat. 

Progresivisme ini merupakan salah Satu aliran yang menghendaki sebuah Kemajuan-kemajuan yang mana sebuah kemajuan nya itu akan membawa sebuah perubahan. Secara epistemology progresivisme, pengetahuan itu information, fakta, hukum, proses dan kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai proses interaksi dan pengalaman. Sehingga pengetahuan yang dihasilkan berdasarkan realitas faktual. 

Aliran progresivisme inii menuntut kepada penganut-penganutnya untuk selalu manufacturing (progres) bertindak secara aktif. Sebab karena sudah menjadi sebuah keinginan manusia yang selalu menginginkan sebuah perubahan-perubahan.

Naah.., gimana temen-temen sudah bisa di mengerti kan apaa yang dimaksud aliran progresivisme itu, selanjutnya temen-temen saya akan membahas tentang para tokoh-tokoh yang berada dalam filsafat pendidikan progresivisme itu. 

2. Tokoh-tokohnya filsafat pendidikan progresivisme:

a. William James  

William inii adalah seorang psycologis dan juga dikenal sebagai seorang filosof, William inii mengungkapkan bahwasan nya fungsi otak dan sebuah pemikiran itu dipelajari dari sebuah pokok-pokok ilmu pengetahuan alam.

b. John dewey 

John dewey inii Ialah merupakan seorang profesor di university atau universitas Chicago dan Columbia (Amerika serikat). John Dewey inii mengemukakan atau mengungkapkan bahwasan nya belajar itu tergantung pada pengalaman dan minat atau kesukaan siswa atau peserta didik atau anak didik sendiri dan topik atau sebuah pembicaraan dalam kurikulum itu seharusnya itu saling terintegrasi, saling bersambungan atau saling berkesinambungan bukan saling terpisahkan atau tidak mempunyai sebuah kaitan dengan satu sama yang lain nya.

sekian dari saya , semoga sebuah materi yang telah disampaikan oleh saya inii bisa bermanfaat bagi  temen-temen, dan bisa menambah wawasan atau pengetahuan temen-temen aaamiin.. 

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh🙏🙏🙏😊😊😊