Mohon tunggu...
Wanodya Nayanika
Wanodya Nayanika Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Brawijaya

Berwisata alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peringati 10 Muharram MMD 647 UB Ikuti Kegiatan Burdah Keliling Desa bersama Warga Desa Banyuputih

20 Agustus 2023   21:40 Diperbarui: 21 Agustus 2023   01:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dari Universitas Brawijaya atau umumnya disebut KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang bertempat di desa Banyuputih, Situbondo mengikuti salah satu festival keagamaan di daerah setempat yakni Burdah. Burdah adalah suatu qasidah (lagu-lagu) yang berisi syair tentang pujian/sholawat kepada Nabi Muhammad S.A.W. Burdah sendiri diadakan dalam rangka memeriahkan peringatan 10 Muharram. Berbeda dengan burdah pada umumnya yang hanya dimeriahkan dengan melantunkan pujian/sholawat di masjid-masjid tertentu, burdah yang diadakan di desa Banyuputih dilakukan dengan lebih meriah. 

Tradisi di desa Banyuputih, Situbondo dilakukan dengan mengelilingi keenam dusun yang ada mulai dari Dusun Enoman, Krajan, Randuagung, Curahlaci, Banyuputih, hingga Dusun Widoropasar dimana kegiatan ini diawali dengan berkumpulnya para peserta di Balai Desa Banyuputih (balai desa baru). Kelompok 647, yakni mahasiswa yang di tempatkan di desa Banyuputih, Situbondo juga ikut serta dalam memeriahkan tradisi unik burdah dari daerah setempat.

Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB dan berlangsung selama dua sampai tiga jam dengan dihadiri oleh beberapa Kepala Dusun, Babinsa Desa Banyuputih, beserta masyarakat dari berbagai dusun yang ada dengan kendaraan masing-masing. Selain berpartisipasi sebagai peserta, Babinsa Desa Banyuputih juga membantu menertibkan arus lalu lintas selama berjalannya rombongan mengingat beberapa dusun dari Desa Banyuputih sendiri terletak sedikit terpisah dari lingkup balai desa


Tradisi burdah ini memang telah dilaksanakan setiap tahunnya oleh Desa Banyuputih, tetapi di tahun ini, pelaksanaan kegiatan burdah ini dibatasi hanya sebanyak 20 pick up yang disediakan oleh perangkat desa dan beberapa kendaraan pribadi dengan alasan keamanan peserta yang akan melewati salah satu jalur besar kota situbondo yakni jalur pantura sebagai penghubung antar dusun di Desa Banyuputih.  

Kegiatan ini diawali dari Balai Desa Banyuputih dan juga diakhiri dengan kembalinya seluruh rombongan di Balai Desa Banyuputih. Burdah keliling ini menunjukkan bahwa Desa Banyuputih masih memiliki tradisi agama yang kental terutama dengan dijulukinya Situbondo sebagai salah satu Kota Santri yang ada di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun