Mohon tunggu...
Politik

Kepala Negara yang Terpenjara

27 Juli 2018   21:15 Diperbarui: 27 Juli 2018   22:41 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya menjalin komunikasi dengan Pak Jokowi hampir satu tahun untuk menjajaki kemungkinan kebersamaan dalam pemerintahan. Pak Jokowi juga berharap Demokrat di dalam. Tapi kami menyadari banyak rintangan dan hambatan," SBY

Di atas adalah pernyataan pak SBY nih gaes. Kira-kira apa ya yang bisa kita simpulin dari pernyataan ini hehe. Saya rasa sebagian orang yang ngeh pasti langsung tau apa yang membuat sampai saat ini belum ada jalan terang antara hubungan kedua pihak. Pak Jokowi dan pak SBY. Coba yuk kita simak, kisah kasih Pak Jokowi dan Pak SBY yang tak kunjung mendapat restu dari ibu.

Di Oktober 2014, Jokowi menjabat sebagai presiden terpilih. SBY mengatakan ketika itu, Jokowi sempat mengajak Demokrat untuk berada di pemerintahan periode 2014-2019. Namun, pak SBY menolak nih gengs, merasa tidak tepat rasanya karena Demokrat sendiri tidak mengusung Jokowi dan JK saat itu.

Masuk akal ya dan terlihat kalau Demokrat gak haus jabatan. Buktinya toh mereka rela, dengan konsekuensi yang mereka ambil sendiri di awal. Konsisten bro. Dan terjadi lagi... pertemuan SBY dan Jokowi pada Desember 2014. SBY berkunjung ke istana untuk mengundang Presiden Jokowi menghadiri acara Global Green Growth Institute (GGGI) Summit 2015 yang dia pimpin. Disitu rupanya Jokowi kembali bertanya, bukankah sebaiknya Demokrat ada di pemerintahan? Namun, SBY tetap menolak. Wah, benar-benar sangat konsisten ya pak SBY ini.  

Sebagai kepala negara dan mantan kepala negara, sudah sewajarnya dong memiliki hubungan yang baik. Gak ada tuh namanya musuhan, toh untuk apa. Mereka sama-sama ingin memajukan negara dan bangsa. Di tahun 2017, SBY dan Jokowi ternyata menjalin hubungan yang semakin baik dan intens. Semangat yang dibawa adalah Demokrat bisa mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Wah sepertinya di masa ini kedua pihak sudah mendapat titik terang, kalau memang jodoh dan dikehendaki oleh Tuhan maka mereka berdua bisa gabung. Eh tapi kalau Tuhan menghendaki, ibu mertuanya belum bisa menerima. Bisa apa pak Jokowi hehe

Lanjut nih gengs, Mei 2018 SBY mengaku bertemu dengan Jokowi, masih ada perbincangan dan harapan Demokrat bisa bergabung. SBY kemudian nanya nih ke Jokowi, apakah semua partai pendukung setuju jika Demokrat bergabung Jokowi pun menjawab "Ya bisa kan saya presidennya". Waw.. bener nih ya pak, harusnya bisa dengan mudah Demokrat bergabung kan pak Jokowi presidennya. Tapi kok..

Juli 2018 SBY mengaku adanya hambatan untuk merealisasikan dukungan ke Jokowi. Wadidaw ada apa nih pak kalau saya boleh tau? Hehe  Intinya sih katanya jika ada yang mau berkoalisis dengan pak Jokowi harus disetujui sama semua partai yang sudah berkoalisi sebelumnya. Eits, bukankah sebelumnya pak Jokowi bilang semua bisa akan terjadi karena saya presidennya? Kasian ya kepala negara kita tersandra, ohh iya kan dia cuma petugas partai

Sumber : 
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/26/06150091/sby-blak-blakan-proses-komunikasi-dengan-jokowi-ini-penjelasannya.


https://nasional.kompas.com/read/2018/07/24/22502281/sby-mengaku-jalan-demokrat-berkoalisi-dengan-jokowi-penuh-rintangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun