Wacana liberal tentang anak? Membiarkan anak berkembang semaunya tanpa arahan-bimbingan ortu karena arahan-bimbingan adalah intervensi yang memasung hak asasi dan pengkhianatan nilai demokrasi?
(Kahlil Gibran)
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu.
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri.
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur tempat anakmu menjadi anak panah yang diluncurkan
Sang Pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan Sang Pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
Sebuah renungan..
Anakmu bukan anakmu? Apakah ini paham liberal yang membiarkan anak berkembang semaunya tanpa intervensi orangtua karena dapat dianggap "melanggar hak asasi anak" dan "mengkhianati nilai demokrasi"? Karena 'anakmu bukanlah anakmu'?Â
Saya kira tidaklah demikian. "Anakmu bukanlah anakmu" mengandung makna pengingat bahwa anak-anak kita memiliki jiwanya sendiri: setelah terbentuk menjadi pribadi otonom. Peluang ortu adalah pada proses pembentukan itu, 'proses menjadi'-nya si anak. Setelah 'menjadi', maka ia akan menjadi pribadi otonom yang memiliki dirinya sendiri. Nah, di titik inilah kerawanan sering terjadi dan mengapa terjadi "pertentangan" antara ortu dan anak, karena adanya dua pribadi otonom yang bertemu.Â
Nah, pribadi otonom inilah yang harus meluncur deras melesat dari busurnya.... untuk menyongsong jamannya... suatu jaman yang bukan jaman kita, orangtua.....
Lantas bagaimana kita melakukan proses pembentukan dan proses menjadi-nya si anak untuk pemersiapan anak-anak kita agar mereka siap meluncur ke depan bak anak panah lepas dari busur...? Â Dan siap mengarungi jamannya kelak... ? Jaman yang kita sendiri tidak mengerti tentangnya...
Gibran juga tidak membicarakan "bagaimana menyiapkan dan meraut anak panah" agar siap meluncur-melesat tanpa patah. Nah, sebagai "proyek peluncuran-pelesatan anak panah", karya Gibran cukup relevan.
Namun, bagaimanakah agar anak panah itu mampu meluncur-melesat tanpa patah? Atau, setidaknya cukup kuat dan tangguh untuk mampu meluncur-melesat?
Meluncurkan, tidaklah menyertainya atau turut serta dalam luncuran itu. Dan, bagaimana pula kita mampu tidak menyertakan diri dalam luncuran anak panah yang kita luncurkan?
Karya Gibran yang (tentu saja) "tak lengkap" ini, kita-lah yang melengkapinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H