Mohon tunggu...
wangi salsabila
wangi salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - international relations student

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Estetika dan Etika dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau

21 Desember 2021   02:13 Diperbarui: 21 Desember 2021   02:26 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Estetika dan etika adalah dua unsur yang selalu terdapat dalam kehidupan, termasuk dalam bermasyarakat. Sebelum mengetahui keterkaitan antara kedua unsur ini, perlu kita pahami makna dari estetika dan etika itu sendiri. Estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang dapat merasakannya. Etika adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik atau panduan manusia untuk bertingkah laku.

Dalam kehidupan, dua unsur ini saling berkaitan serta saling melengkapi. Setiap manusia pasti menyukai yang namanya keindahan. Oleh karena itu manusia berusaha untuk menciptakan keindahan tersebut terutama dalam berbudaya. Untuk menghasilkan estetika dalam berbudaya yang dapat diterima oleh masyarakat diperlukan adanya etika. Manusia yang memiliki etika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik di dalamnya yang dapat diterima oleh masyarakat.

Dalam masyarakat Minangkabau, keterkaitan kedua unsur ini dapat dilihat melalui kesenian, kuliner, dan perilaku masyarakat Minangkabau. Dari kesenian kita dapat melihat syair-syair Minangkabau dengan keindahan rangkaian katanya namun tidak melupakan tujuan dari syair yaitu untuk menanamkan moral bagi pembacanya. Kemudian tari-tarian yang setiap gerakannya memiliki makna dan disampaikan dalam bentuk gerakan yang indah.

Keterkaitan estetika dan etika juga dapat dilihat dari kuliner Minangkabau. Salah satunya yaitu melalui masakan rendang. Nilai estetika dapat kita lihat melalui tampilan saat rendang disajikan. Masyarakat Minangkabau juga percaya rendang memiliki 3 makna tentang sikap, yaitu kesabaran, kebijaksanaan, dan ketekunan yang ditunjukkan saat proses memasak rendang.

Dalam perilaku masyarakat juga terdapat unsur estetika dan etika. Keberadaan “Bundo kanduang” di Minangkabau dapat mencerminkan adanya estetika dan etika. Estetika dilihat tidak hanya dari fisik tetapi juga dalam perilaku. Bundo kanduang merupakan sebutan bagi peremuan Minangkabau yang sudah menikah dan dianggap memiliki kedudukan yang tinggi karena setiap kaum memerlukan seorang perempuan untuk memimpin seluruh perempuan beserta anak cucu yang ada dalam kaumnya. Keindahan dari bundo kanduang dapat kita lihat melalui sifat, perbuatan dan tindakannya dalam masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa estetika dan etika merupakan unsur yang akan selalu ada dalam kehidupan, dan dua hal ini akan selalu berkaitan. Dalam kehidupan masyarakat Minangkabau yang kental akan nilai budaya dan adat istiadat maka kedua unsur ini akan saling melengkapi, sehingga estetika yang dihasilkan dengan memperhatikan kode etik dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Minangkabau .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun