Ternyata mobil besar tidak bisa masuk, sehingga harus stop disini :(
Terlihat seperti batu red Borneo bukan ? :P
Wajib menuliskan daftar penmgunjung di Post 1
Untuk mencapainya lebih cepat dan tidak terlalu lelah berjalan menanjak, gunakan saja kendaraan roda dua dan parkir di sebelum 1 Km dibawah lokasi. Bahkan, belakangan sudah banyak penduduk setempat yang tadinya hanya mengelola kebun lalu menjadi Ojek Motor dadakan yang stand by untuk mengangkut pengunjung dari lokasi dimana mobil parkir karena tidak bisa memasuki kawasan. Berjalanlah perlahan dan atur napas dengan teratur karena jalan yang dilalui berupa jalan tanah yang menanjak dan terkadang licin dan curam.
Hati-hati, salah langkah maka jurang menganga di kiri kanan jalan
Photo : Nad
[caption id="attachment_1737" align="aligncenter" width="432" caption="Photo : Wd"]
![batu dinding jalur](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/555680ae0423bd857b8b4573.jpeg?t=o&v=555)
Batu Dinding Nampak lebih indah dinikmati saat matahari terbit atau tenggelam. Di saat – saat itu, kawasan akan ramai oleh pengunjung yang menanti matahari di dua momen tersebut. Namun mulai memasuki kawasan pada pukul 7 pagi, kita akan lebih leluasa untuk menikmati indahnya panorama dari atas Batu Dinding tanpa terlalu banyak pengunjung yang berdesakan.
Nah, bisa menjadi tempat yang pas untuk mengisi waktu libur ataupun untuk kegiatan outing dan gathering kantor bukan ? Mencapainya memang penuh tantangan dan peluh namun sepadan dengan apa yang kita dapatkan di puncak perjalanan.
[caption id="attachment_1749" align="aligncenter" width="475" caption="Photo : Wd"]
Rehat di tengah perjalanan menuju puncak Batu Dinding