Jujur Prananto membuat saya tergila-gila dengan AADC. Skenarionya membuat film tentang kisah cinta tak jatuh pada persoalan cinta dalam c kecil. Kisah cinta versi Jujur juga dibumbui dengan sejarah kelam peristiwa 1998 dengan plot yang ketat sehingga enak ditonton.
Nama Seno Gumira semakin membuat yakin bahwa film Pendekar Tongkat Emas digarap serius. Dia merupakan pengarang novel yang membuat saya betah berjam-jam membaca novelnya yang alurnya memang ketat. Dia pun punya pengalaman panjang dalam membuat novel-novel silat berkualitas.
Ditambah sederet aktor papan atas yang menjadi pemain dalam film itu. Campuran aktor gaek Christine Hakim, Slamet Rahardjo dan Landung Simatupang dengan aktor muda Reza Rahadian dan Nicholas Saputra. Tentu juga pendatang baru seperti Eva Celia dan Aria Kusumah yang membuat penasaran ingin melihat akting keduanya.
Dengan sejumlah jaminan mutu tadi, kaki saya melenggang ringah ke bioskop tiga hari setelah film itu dirilis. Setengah jam sebelum film dimulai saya dan istri sudah memesan tiket. Saya pilih kursi di tengah atas, posisi favorit kami.
Benar saja, kehausan saya akan film silat klasik terpenuhi. Sutradara Ifa Isfansyah menjadikan film laga ini penuh perenungan. Walaupun bela dirinya banyak mengadaptasi bela diri Tiongkok, kelemahan itu tertutupi dengan pengambilan kamera jarak dekat untuk momen-momen pertarungan besar. Walhasil, si perindu ini menemukan sabananya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H