Kalau saya pandang dari sudut filsafat, bahagia, atau berduka, keduanya sama-sama intenjible (imateril : tidak berbentuk). Tetapi secara ontologis, bahagia dan berduka itu ada/nyata (being).Â
Dalam hubungan-hubungan tersebut, perasaannya mungkin sama (cinta, kasih sayang, dll), hanya saja nuansanya berbeda -- ada variabel lain yang menyertai hubungan tersebut. Jadi resultantenya tetap saja-- 0 (nol). Sebab dari hubungan tanpa status itu, keterikatannya sebenarnya tidak hilang, dia hanya "bersembunyi" dari permukaan.
"Keterikatan perasaan itu, dia ada, nyata dan mengeliara."
Sehingga hubungan tanpa status, baik yang eksklusif maupun inklusif, bukanlah sebuah jaminan kebahagiaan atau bahkan kebebasan. Sebab bila pun anda bebas secara fisik, belum tentu bebas secara perasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H