Mohon tunggu...
Windu Andhika
Windu Andhika Mohon Tunggu... -

bukan pemburu fakta biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

ARB Sudah Kuat, Kenapa Digoyang-goyang Terus?

29 April 2014   19:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin pemberitaan mengenai Partai Golkar heboh dengan berkembangnya isu Golkar Yes, Ical No. Tentu saja hal ini dapat merugikan Partai Golkar yang mencalonkan Aburizal Bakrie (ARB) sebagai Calon Presiden. Namun beberapa saat saya mengamati, terdapat hal yang berhubungan dengan serangan yang terjadi sebelumnya.

Isu mengenai Golkar Yes, Ical No ini sama seperti gejolak Pileg lalu saat muncul juga pemberitaan mengenai beberapa pihak yang menyatakan PDIP No, Jokowi Yes. Pada saat itu banyak yang mengaku mendukung Jokowi sebagai Calon Presiden namun tidak mendukung PDIP. Sementara itu saat ini, hal sebaliknya justru dirasakan oleh Partai Golkar dan ARB, di mana dukungan Yes terhadap Golkar namun No terhadap ARB.

Sebenarnya mengenai hal ini sudah dijelaskan oleh Nurul Arifin yang baru mendengar mengenai hal tersebut. Disayangkan oleh Nurul, intrik-intrik ini dapat memecah kader maupun simpatisan yang ada di lapangan. Menurutnya, hal ini justru harus menjadi kesadaran bersama untuk kembali menyolidkan elit terlebih dahulu baru rakyat akan ikut.

Agak menarik di mana nama panggilan Ical sebenarnya adalah nama yang dikenal di kalangan elit maupun kalangan pengusaha. Aneh rasanya jika nama Ical justru disebutkan oleh rakyat di daerah.

Sementara itu, pada pekan lalu juga terdapat isu yang menyerang ARB dengan menggunakan cara kotor, yaitu menggunakan media sosial Twitter dengan menyerang ARB menggunakan tanda pagar #capresmesum. Setelah dilihat, ternyata akun-akun yang menyebar tweet dan tanda pagar yang sama tersebut secara berulang, justru mendukung Priyo Budi Santoso (PBS) untuk menjadi Cawapres Jokowi maupun Prabowo dengan jumlah tweet yang tidak sedikit.

Sekasar itu kah PBS maupun orang-orang di belakangnya untuk maju menjadi Cawapres Partai Golkar? Atau hal ini dilakukan usai dirinya pesimis karena gagal kembali duduk di Senayan? Bukankah hal ini justru memecah suara Golkar dengan menyerang kawan sendiri? atau justru hanya ini yang dapat dijadikan alat menyerang ARB?

Saya merasa aneh namun kagum melihat sosok ARB. Beberapa tahun terakhir ini, banyak opini negatif mengalir kepada ARB dan keluarga untuk mengandaskan Pencapresannya. Seorang keluarga Bankir yang sudah menguasai keuangan dunia selama 200 tahun pun pernah menjadi musuhnya. Opini negatif yang muncul ini saya lihat tidak dibarengi dengan opini positif atau kenyataan positif yang menjadi prestasi dari ARB dan keluarga. Banyak orang yang termakan opini negatif dan tidak mau menerima kenyataan yang baik.

Sementara itu, tadi malam sudah dilakukan pertemuan antara ARB dengan para ketua Partai Golkar di tingkat Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I atau provinsi. Hasilnya adalah mendukung penuh pencapresan Aburizal Bakrie dan meminta ketua umum Partai Golkar itu melakukan negosiasi politik dengan partai politik lain.

Jadi apakah masih akan terus dilakukan upaya memecah Partai Golkar dan menggagalkan pencapresan ARB?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun